JAKARTA, MATA SULSEL – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), DR (H.C) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K) mengatakan ““Saya ditunjuk Pak Presiden dalam Perpres 72 tahun 2021 sebagai Ketua tim Penurunan Stunting Nasional, disatu sisi ada refocusing, disisi lain beberapa wilayah stunting naik akibat pandemi, kita harus mencari cara bagaimana ini bisa cepat teratasi, maka salah satu caranya dengan 1000 minta untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)”, dalam kuliah Entrepreneurial Leadership pada kelas SLEMBA BPOM Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui daring pada Kamis (30/9).

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2019, angka stunting di Indonesia sebesar 27,67 persen, diperkirakan selama pandemi akan naik sejalan meningkatnya angka pengangguran dan angka kemiskinan.

“1000 mitra ini dari swasta, kami memberdayakan swasta dan masyarakat, selain itu kita menerapkan pola triple helix juga, dan kami bikin dapur umum di kampung-kampung KB terutama wilayah yang stuntingnya tinggi, namanya DASHAT (dapur sehat atasi stunting) kita membuat menu sehat seimbang berbasis pangan local, mitra mitra ini dijadikan Bapak Asuh untuk anak stunting,” kata Hasto.

Hasto menambahkan, “Kami juga melakukan program pendampingan keluarga resiko stunting oleh Bidan, oleh Kader dan juga PKK ssampai ke desa, kami sudah melatih 600 ribu pendamping keluarga, karena saya yakin masalah stunting ini di grassroot, jadi pendamping ini mengawasi keluarga, by name, by address”.

Stunting tidak bisa dikoreksi di atas 1000 HPK, “Bagi yang punya anak sebelum usia anak 2 tahun harus di optimalkan asupannya, jangan sampai saat ubun-ubun tertutup terjadi suboptimal health atau suboptimal nutrition, karena kalau ubun-ubun sudah tertutup, tertutup juga nasibnya karena tidak bisa dikoreksi lagi” kata Hasto.(humas/im).