JENEPONTO– madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jeneponto baru-baru ini melaksanakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Siswa Peduli Sampah: MAN Jeneponto Bersih dan Sehat.” Yang berlangsung selama tiga hari, Jumat, Sabtu dan Selasa (20, 21 24/9/2024).

Kegiatan ini merupakan upaya kolaboratif untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah, sekaligus mendorong mereka untuk berinovasi dalam menciptakan solusi dari masalah yang ada.

Sebanyak 1.702 siswa dari kelas X hingga XII, baik laki-laki maupun perempuan, berpartisipasi aktif dalam acara ini, bersama Dinas Lingkungan Hidup Jeneponto, Kabag Kesra Abdul Rahmat dan Direktur Pattiro Jeka Haerullah Lodji, yang akrab disapa Oji.

Sesi Pembukaan: Menyongsong Kesadaran Lingkungan
Kegiatan dibuka dengan sambutan hangat dari Wakamad Armin Jalle, yang menekankan pentingnya peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Oji kemudian mengambil alih sesi pertama dengan mengenalkan tema utama tentang problematika sampah. Ia menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat produksi sampah yang tinggi, dan banyak dari sampah tersebut tidak dikelola dengan baik.

“Sampah bukan hanya masalah yang harus kita hadapi, tetapi juga sebuah peluang untuk berinovasi dan menciptakan produk yang bermanfaat,” ungkap Oji.

Ia menekankan bahwa dengan pemahaman yang tepat, siswa dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak negatif dari sampah.

Memahami Jenis-jenis Sampah
Dalam sesi ini, Oji membagi peserta menjadi kelompok-kelompok kecil dan meminta mereka untuk mengidentifikasi berbagai jenis sampah di sekitar lingkungan sekolah.

Peserta diminta untuk mendata sampah yang sering mereka temui, seperti plastik, kertas, dan sisa makanan. Diskusi yang berlangsung sangat interaktif, dengan siswa saling berbagi pengalaman dan pendapat tentang pengelolaan sampah yang mereka lakukan di rumah maupun di sekolah.

Oji juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana sampah dapat diolah menjadi produk yang berguna, seperti pupuk kompos dari sisa sayuran dan buah-buahan, serta biogas dari limbah organik.

Penjelasan ini membuat siswa semakin antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan berikutnya.

Inovasi Produk Kreatif: Dari Ide ke Realisasi
Pada sesi kedua, peserta diajak untuk berpikir kreatif. Setiap kelompok diberi tugas untuk merumuskan ide produk kreatif yang dapat dihasilkan dari minimal 10 jenis sampah yang mereka identifikasi sebelumnya. Dalam suasana penuh semangat, siswa mulai menggali ide-ide inovatif.

Salah satu kelompok mencetuskan ide untuk membuat pupuk kompos dan biogas dari limbah kantin sekolah. Mereka merencanakan cara pengumpulan sisa makanan dan sayuran, dan bagaimana proses pengolahan dapat dilakukan di sekolah.

Kelompok lainnya, terinspirasi oleh masalah sampah plastik, merancang keranjang belanja dari plastik bekas dan produk ecobrick, yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan ramah lingkungan.

Diskusi berlangsung dinamis, dengan siswa saling memberikan masukan dan kritik konstruktif terhadap ide-ide yang diajukan.

Oji berperan sebagai fasilitator, memberikan arahan dan membantu siswa menajamkan konsep mereka.

Tangga Perubahan: Mengubah Persepsi dan Perilaku,
Sesi terakhir fokus pada pemahaman tentang “Tangga Perubahan” dalam pengolahan sampah.

Oji menjelaskan bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam semalam, tetapi harus dimulai dari langkah-langkah kecil.

Ia memaparkan beberapa tahapan yang perlu dilalui, mulai dari pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, pemisahan sampah organik dan non-organik, hingga pengolahan sampah menjadi produk yang bermanfaat.

Peserta diajak untuk membuat rencana aksi pribadi yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Setiap langkah kecil yang kita ambil dapat berkontribusi pada perubahan yang lebih besar,” tegas Oji, yang mendorong siswa untuk tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pelaku perubahan.

Rencana Kegiatan Lanjutan: Dari Teori ke Praktik,
Keberhasilan kegiatan ini tidak hanya diukur dari sesi yang telah dilakukan, tetapi juga dari rencana kegiatan lanjutan yang disusun oleh para pembina, dipimpin oleh Ust. Armin Jalle.

Rencana tersebut mencakup kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Panaikang dan bank sampah, yang bertujuan untuk memberikan siswa pengalaman langsung dalam pengelolaan sampah.

Selain itu, akan diadakan pasar gagasan di mana siswa dapat mempresentasikan ide-ide mereka kepada masyarakat.

Seminar di masing-masing kelas juga direncanakan untuk mendalami lebih jauh tentang pengelolaan sampah dan keberlanjutan. Puncak dari seluruh kegiatan ini adalah pameran P5, di mana seluruh hasil karya dan produk dari bahan sampah akan ditampilkan.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Bersih

Kegiatan ini diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan dan menjadikan kebersihan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.

Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, siswa di MAN Jeneponto diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menginspirasi lingkungan sekitar.

Dengan langkah-langkah yang telah diambil, MAN Jeneponto berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pengelolaan sampah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dan guru dapat lebih mengenal, memahami, dan akhirnya menerapkan prinsip-prinsip kebersihan dan kepedulian terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, MAN Jeneponto tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi contoh nyata dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.