27 Juni, Pilih ‘Mabbaju Ridie’ Demi Perangi Kesenjangan
Makassar, Matasulsel – Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Selatan M Risman Pasigai menyerukan kepada masyarakat agar berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara (TPS) Pilgub, 27 Juni 2018 mendatang. Dia mengajak warga Sulsel meyakinkan pilihan kepada pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar, untuk mewujudkan pembangunan daerah yang lebih baik.
“Ingatki, coblos NH-Aziz nomoro se’di mabbaju ridie agar pembangunan di Sulsel yang baru terus berlanjut, semakin baik, dan semakin sejahtera,” kata Risman lewat surat terbuka yang disebar Selasa 12 Juni.
Risman menyebut pilihan masyarakat di Pilgub Sulsel kali ini akan menentukan arah kelanjutan pembangunan lima tahun ke depan. Sepuluh tahun terakhir Sulsel mengalami berbagai perubahan, yang sayangnya tidak dibarengi dengan pemerataan kesejahteraan. Akibatnya, jurang kesenjangan menjadi salah satu musuh terbesar daerah ini.
“Saya yakin NH-Aziz adalah pasangan pemimpin yang mampu melanjutkan pembangunan di Sulsel lebih baik dari hari ini,” ujar Risman.
NH-Aziz, sejak awal mencalonkan di Pilgub, menyebut kesenjangan ekonomi sebagai salah satu persoalan terbesar di Sulsel. Pertumbuhan ekonomi 7-8 persen per tahun tidak berdampak terhadap penurunan tingkat kemiskinan terutama di daerah pedesaan. Program-program pemerintah selama ini kurang menyentuh langsung terhadap produktivitas masyarakat miskin.
“Program lebih beriorientasi pada kebutuhan jangka pendek masyarakat miskin bukan meningkatkan kapasitasnya menjadi lebih produktif. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini lebih banyak dirasakan oleh lapisan menengah ke atas,” kata NH.
Solusi Tri Karya
Demi memerangi kesenjangan ekonomi, NH-Aziz menawarkan solusi strategis lewat ‘Gerakan Membangun Kampung’, yaitu konsep pembangunan terpadu dan menyeluruh. Konsep ini dirancang sesuai kondisi Sulsel dengan bertumpu pada gagasan Tri Karya Pembangunan.
Pembangunan Berbasis Infrastruktur, sebagai gagasan pertama, mengedepankan penyediaan infrastruktur merata di desa dan kota. NH menjelaskan, untuk mengakselerasi pembangunan di kampung dan wilayah pedesaan, kita membutuhkan sumber daya manusia yang terdidik, tercerahkan dan sehat jasmani dan rohani.
“Untuk itu, pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, dan keagamaan tetap harus dikedepankan, paralel dengan pembangunan ekonomi,” kata dia.
Selanjutnya, pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan. NH-Aziz menekankan pembangunan yang memberi manfaat sebesar- besarnya kepada masyarakat. Mereka meondorong gerakan koperasi dan institusionalisasi badan usaha milik desa (BUMDES) terus tumbuh dan berkembang. Sebagai lembaga ekonomi rakyat, keduanya lebih berperan aktif sehingga menjadi pelaku usaha dominan di tengah masyarakat.
Tri Karya terakhir meliputi pembangunan SDM berbasis kearifan lokal. NH-Aziz menghendaki agar generasi mendatang memiliki kepribadian dan karakter yang kuat, sehingga mampu mentransformasi berbagai aspek kedaerahannya untuk beradaptasi dengan kebudayaan global.
“Oleh karena itu, perlu dirumuskan kembali proses pembelajaran di sekolah. Inisiasi pelajaran tentang nilai-nilai luhur kearifan lokal kita, harus dilakukan sejak dini. Tujuannya, agar generasi mendatang, tidak kehilangan kepribadian dan jati diri di tengah pergaulan kehidupan global,” NH menyebutkan.