Sebelumnya, Desember 2021 penyidik Polda Sulsel telah memulai mengusut dugaan penyimpangan pada proyek pengadaan kontainer Makassar Recover Covid-19. Sejumlah camat telah diperiksa.

Proyek kontainer Makassar Recover digulir sejak Agustus lalu. Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp15 miliar dengan asumsi Rp90 juta per kontainer. Kontainer ditempatkan di 143 kelurahan.

DPRD Khawatirkan Salah Peruntukan

Kontainer recover yang ditempatkan di 143 kelurahan disoroti DPRD Makassar. Ada dugaan kesalahan peruntukan.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar mengeluhkan aktivitas Kontainer Makassar Recover yang kian beralih fungsi. Kontainer tersebut dilaporkan banyak digunakan untuk kepentingan pribadi.

“Sudah menyalahi dan cenderung ada pelanggaran kalau begitu. Kalau ada Perwali yang mengatur tidak masalah. Saya takutkan ketika dialihfungsikan ke kepentingan lain dan jadi masalah di kemudian hari,” kata Anggota Komisi D DPRD Kota Makassar Abdul Wahid, beberapa waktu lalu.

Selain itu, ia juga mengeluhkan sejumlah kontainer di Kota Makassar telah sepi aktivitas. Bahkan beberapa tampak menganggur tak difungsikan dengan baik.

Padahal awal dibangun, kata Wahid, kontainter tersebut rencana akan difungsikan sebagai pusat posko Covid-19. Jika fungsinya tak optimal sesuai tujuan awal, artinya kata dia ada kegagalan membangun program di sini.

“Saya kira segala gagasan itu adalah hal yang baik. Cuma memang perlu dipertimbangkan masalah kelangsungannya. Karena seperti hal lain jangan kaya ide tapi kelangsungan ide itu tidak terlaksana,” ujarnya. (*)