Abdillah : Masa Lalu NH hanya Korban Politik
Makassar, Matasulsel – Isu korupsi seringkali dijadikan kampanye negatif untuk menyerang Nurdin Halid (NH) pada Pilgub Sulsel 2018. Serangan demi serangan diembuskan lawan politik untuk mengebiri popularitas dan elektabilitas pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar itu. Ironisnya, tidak sedikit serangan itu yang menjurus kepada berita bohong alias menyesatkan.
Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Abdillah Natsir, mengungkapkan sedari awal pihaknya menyadari isu korupsi atau masa lalu NH menjadi ‘senjata’ dari lawan politik.
Tapi, itu sama sekali tidak membuat pihaknya khawatir. Toh, NH bukanlah koruptor, meski pernah tersangkut perkara hukum dan dipenjara. Mantan bos PSM itu hanyalah korban kebijakan politik pada masa itu.
“Soal masa lalu Pak NH tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pak NH bukanlah koruptor, melainkan korban. Buktinya vonis hakim menyebutkan Pak NH secara hukum tidak terbukti menikmati hasil korupsi,” tegas Abdillah, Minggu, 11 Februari.
Menurut Abdillah, jajaran elite tahu betul bahwa NH bukanlah koruptor, melainkan orang yang pasang badan untuk kepentingan umum. Karena itu, pria kelahiran Bone itu masih mendapat kepercayaan mengemban berbagai posisi strategis. NH pun dengan leluasa dapat masuk ke Istana Negara dan berbicara dengan presiden dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Dekopin maupun elite Golkar.
“Keputusan Ustaz Aziz (Qahhar Mudzakkar) maju bersama pada Pilgub Sulsel 2018 juga jawaban bahwa NH adalah orang baik. Publik tentu tahu betul kapasitas dan integritas Ustaz Aziz yang tidak mungkin sembarangan memilih orang. Nah, ketika Ustaz Aziz lebih memilih NH dibandingkan calon lain, maka tidak ada keraguan di situ,” ulasnya.
Abdillah melanjutkan terlalu picik bila menghakimi seseorang atas masa lalunya. Toh, yang namanya berbuat baik tidak perlu melihat masa lalu. Bila itu yang menjadi patokan, maka dunia akan dipenuhi orang bersalah yang tidak boleh melakukan kebaikan. Toh, yang namanya manusia tidak pernah luput dari kesalahan. “Masa lalu bukanlah penghalang untuk berbuat baik. Dan, Pak NH pulang kampung untuk menebar kebaikan, mengabdi membangun Sulsel Baru.”
Disinggung elektabilitas NH yang disebut stagnan, Abdillah menyebut survei dalam beberapa bulan terakhir memberikan output atau hasil yang berbeda-beda. Apapun hasilnya, kata dia, NH-Aziz mengapresiasi. Kalau pun disebut stagnan, itu malah menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras. Toh, masih tersisa cukup waktu untuk menggenjot elektabilitas NH-Aziz.
“Sekarang kita terus memperkuat mesin pemenangan, baik dari parpol maupun relawan. Setelah penetapan baru kita ‘gaspol’, Insya Allah NH-Aziz akan keluar sebagai pemenang,” pungkasnya. (*)