Maros, Matasulsel – Pemerintah Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa kebut pembangunan desa. Sejak pemerintah pusat menggulirkan Dana Desa (DD), geliat pembangunan terlihat terus bergerak menuju desa yang maju dan berkembang.

Desa Salenrang yang dipimpin seorang Kepala Desa bernama Syahrir berkomitmen membangun dan memajukan Salenrang. Sejak 2019 silam, pemerataan pembangunan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, menjadi komitmen membangun Salenrang menuju desa yang sejahtera.

” Ini tantangan. Namun, bagi saya tetap berkomitmen membangun dan memajukan Salenrang,” ujar Syahrir kepada media Matasulsel.

Menurutnya, walau tergolong baru dilantik sebagai Kepala Desa tahun 2019 silam, menjadi tantangan tersendiri untuk membangun Desa Salenrang yang tertinggal mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pembangunan di bidang pembinaan, pemberdayaan masyarakat, dan air bersih layak komsumsi serta pipanisasi.

“Sebenarnya pengadaan sarana air bersih merupakan prioritas utama. Ini, menjadi salah satu tantangan terbesar, karena tingkat keasaman air di wilayah ini sangat tinggi, sehingga tidak layak konsumsi, “ujar Kades Salenrang.

Bukan cuma itu, lanjut Syahrir, berkat kerja keras bersama warga, kini beberapa desa tetangga juga sudah bisa menikmati air yang kami rencanakan itu.

Untuk tahun 2021, program unggulan kami di Desa Salenrang adalah, semua warga sudah bisa menikmati air bersih secara bersama.

“Mengusung komitmen pemerataan pembangunan dan peningkatan pelayanan, kami terus berupaya membanguan Desa Salenrange menjadi desa yang maju dan sejahtera,” kata Syahrir, Minggu (27/12/2020).

Sementara itu Daeng Ratte, salah satu warga Desa Salenrang yang menikmati fasilitas instalasi air ini mengatakan, dengan adanya instalasi air ini sekarang mereka tidak perlu lagi membeli air melalui mobil tanki.

“Sosok Syahrir merupakan satu satunya Kepala Desa di Salenrang, yang kami anggap sebagai tokoh Pencetus Pembuatan Instalasi Air Bersih berskala PDAM di desanya,” ujarnya.

Menurut Dg. Ratte, untuk pembayaran tergantung pemakaian. Kalau saya biasanya cuma 5 ribuan per bulan. Awal-awalnya, biayanya juga digratiskan selama 2 bulan. ”

“Saya sangat bersyukur dan merasa terbantu dengan adanya instalasi air di desa ini. Bukan hanya saya. Warga lain yang menggunakan ini pastinya juga terbantu karena sekarang sudah mudah untuk mendapatkan akses air bersih,” tutup Daeng Ratte. (andi guntur/anto)