Aksi PMR WIRA SMAN 10 Jeneponto dan PMI Jeneponto Tangani Kemiskinan Ekstrim
JENEPONTO, MATASULSEL – Dalam semangat memperingati Milad ke-11, PMR WIRA UNIT 010 SMAN 10 Jeneponto kembali menegaskan komitmennya terhadap aksi nyata kemanusiaan, bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jeneponto, para relawan muda ini turun langsung ke pelosok Kecamatan Bontoramba untuk menyalurkan bantuan sembako kepada warga yang hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem.
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, 2–4 Juli 2025, menyasar sejumlah titik yang sebelumnya telah didata berdasarkan tingkat urgensi dan kebutuhan. Mereka yang menerima bantuan sebagian besar adalah warga lansia, hidup sendiri, dan berada jauh dari akses layanan bantuan rutin.
Dalam kegiatan tersebut, 30 relawan PMR WIRA SMAN 10 Jeneponto menyusuri jalan setapak, menyebrangi medan berbatu, hingga naik bukit demi menjangkau rumah-rumah warga yang terisolasi. Bantuan disalurkan kepada Kaharuddin di Tuangloe Buttaleleng (Datara), Malang di Tappalalo (Bulusuka), Capa’ di Batujala, dan Soho di Panaikang (Balumbungan).
Ketua PMR WIRA SMAN 10 JENEPONTO Wildamayanti menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang perayaan, tapi panggilan kemanusiaan. “Kami sadar bahwa sebagai pelajar, kami punya tanggung jawab sosial. Kami ingin hadir untuk mereka yang seringkali tak terlihat, dan menjadikan momen milad ini sebagai momentum berbagi,” tuturnya.
Ketua PMI Kabupaten Jeneponto Islam Iskandar yang menjadi sponsor utama bantuan sembako juga menyatakan kebanggaannya atas semangat dan kepedulian generasi muda. “Kami melihat ini sebagai contoh nyata dari regenerasi semangat kemanusiaan. PMI akan terus mendukung gerakan seperti ini, apalagi ketika yang bergerak adalah anak-anak muda yang sadar dan peduli,” ujar Islam Iskandar.
Kepala UPT SMAN 10 Jeneponto Abdul Hakim turut menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap siswanya. “Kami bangga memiliki siswa-siswi yang tidak hanya cerdas di ruang kelas, tetapi juga peka terhadap realitas sosial di luar sana. Inilah pendidikan yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar distribusi bantuan. Ia menjadi simbol bahwa langkah kecil anak muda bisa berarti besar bagi masyarakat. Di tengah tantangan kemiskinan ekstrem, hadirnya pelajar dan relawan adalah angin segar yang membawa harapan. (Askar)