Ini menunjukkan bahwa sejarah bukanlah sekadar daftar tanggal dan peristiwa, tetapi sebuah narasi yang hidup dan berkembang melalui pengalaman bersama.

Perjalanan Jeneponto, seperti yang terungkap dalam diskusi, bukanlah garis lurus, tetapi sebuah proses yang dinamis, dibentuk oleh kekuatan dan kelemahan, kejayaan dan tantangan.

Pengakuan atas peran “orang-orang biasa” dalam membentuk sejarah menunjukkan kesadaran bahwa pembangunan bukanlah urusan elit saja, tetapi sebuah upaya kolektif.

Kesimpulannya, bedah buku “Jeneponto Abad 20” bukan hanya merayakan masa lalu, tetapi juga menginspirasi pembanguna masa depan.

Dengan memahami identitas dan memori kolektifnya, Jeneponto dapat membangun masa depan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Buku ini menjadi warisan berharga, sebuah jembatan antara masa lalu, kini dan masa depan Jeneponto. Semangat Aldi Saputra, yang mencari ilmu jauh dari tanah kelahirannya, menjadi teladan bagi generasi muda Jeneponto untuk bermimpi besar dan berkontribusi bagi pembangunan daerahnya.