Makassar, Matasulsel – Sambutan Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Sulawesi Selatan, Alif Raja di acara workshop yang mengangkat tema Memahami dan Menghafal 40 Do’a Harian dalam Metode Isyarat di Hotel Demalia, Minggu (13/05/2018).

Berdasarkan Pusat Statistik Indonesia saat ini jumlah usia produkstif Indonesia yaitu usia
15-60 tahun mencapai 166 juta lebih atau lebih dari 50 persen penduduk Indonesia.

Dari jumlah tersebut, usia yang paling mendominasi adalah usia 15-39 tahun yaitu sebanyak 84,75 juta. Rentang
usia inilah yang lazim kita sebut sebagai generasi Y atau generasi millennial.

Istilah generasi X, Y dan Z pertama kali dicetuskan oleh sosiologis asal Hungaria bernama KarlMannheim yang menyebut teorinya ini sebagai “Teori Generasi”. Mannheim mengungkapkan hal ini dalam essai berjudul “The Problem of Generations” pada tahun 1923.

Karena saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Y atau milllennial, maka tentu saja perhatian kita sebagai pendidik maupun aktifis harus sedikit berfokus pada karakter generasi millennial.

Generasi millennial memiliki keunggulan salah satunya adalah adaptif dan responsif dengan perkembangan atau perubahan. Mereka bisa dengan mudah beradaptasi dengan segala perubahan
karena mereka lahir dan besar dalam lingkungan yang sangat cepat berubah seiring dengan masifnya perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi.

Begitu dekatnya millennials dengan teknologi, jika generasi X membutuhkan waktu berhari-hari untuk mempelajari sebuah smartphone baru, tetapi generasi millennials bisa dengan cepat menggunakan smartphone baru hanya dalam hitungan jam. Bahkan jika kita melihat generasi setelah millennials yaitu anak yang masih usia balita mereka bisa dengan cepat menggunakan smartphone tanpa perlu diajari.Sayangnya, teknologi datang tidak hanya membawa nilai-nilai kemajuan.

Teknologi juga datang membawa banyak permasalahan. Mulai dari soal etika hingga pengaruh negatif karena teknologi
informasi telah merubahkan sekat-sekat wilayah sebuah negara. Di satu sisi, generasi millennial ini sebenarnya adalah harapan masa depan Indonesia.

Merekalah selanjutnya yang akan meneruskan arah gerak pembangunan Indonesia. Jika kaum muda kita rusak
maka rusaklah negara ini, tetapi jika kaum muda kita baik maka tentu akan membawa bangsa ini menjadi jauh lebih baik.

Karena itulah Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Sulsel yang juga merupakan bagian dari generasi Millennial ini merasa perlu untuk memanfaatkan keunggulan komparatif generasi millennial tetapi juga tetap membekali generasi millennial dengan akar yang kokoh pada nilai-nilai
agama.