Karya anak muda berusia 22 tahun itu pertama kali diapresiasi Wakil Bupati Belitung, Bangka Belitung Isyak Meirobie. Setelah sukses digunakan di sana, ditawarkan kepada Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman.

“Alhamdulillah aplikasi karya saya digunakan di sana. Saya senang sekali,” ujar Ghozi yang bekerja secara sosial.

Kemudian berlanjut ke Kepulauan Riau dan Surabaya. Sudah menunggu provinsi Kalimantan Selatan dan Sumatera Utara. Ghozi siap mengembangkannya ke provinsi lain.

Menurut laki-laki berperawakan gemuk tersebut butuh waktu lima hari untuk menyelesaikan desain pertama aplikasi tersebut. Dia bekerja siang dan malam bersama teman-temannya.

“Niat saya awalnya cuma membantu penanggulangan Covid-19 ini. Saya sangat sedih saat pertama kali mengetahui ada dokter yang meninggal karena penyakit itu. Hal tersebut mendorong saya dan teman-teman membuat aplikasinya,” jelas Ghozi.

Mereka terus menyempurnakan aplikasi fightcovid19.id. Tujuannya agar dapat menampung ribuan data orang terkait Covid-19.

Menurut Ghozi sistem yang dibuatnya akan memetakan setiap orang yang bergerak di suatu daerah. Semuanya data dikumpulkam dari petugas pemerintah yang menjaga di pintu masuk pelabuhan di darat, laut, dan udara. Kemudian diinput ke dalam sistem.

Untuk melengkapi aplikasi ini penggunaannya didukung gelang penanda. Dipasangkan ke setiap orang yang melintas di pintu masuk.

Tujuannya, tutur Ghozi adalah untuk psikologis orang yang memakainya. Dengan pakai gelang itu mereka jadi ingat terus bahwa saat ini sedang ada wabah Covid-19. Jika ada yang dinyatakan positif melakukan isolasi mandiri dan setiap saat bisa berkoordinasi dengan petugas.

Khusus di provinsi Sulsel Ghozi siap berkontribusi secara optimal. Untuk itu dia selama beberapa hari akan berada di Makassar.

*Masalah Komunikasi Pendekatan Dengan Hati*
Sedang Pakar Komunikasi Aqua Dwipayana menekankan bahwa Covid-19 tidak semata-mata masalah medis. Ada yang lebih penting yakni tentang Komunikasi.

“Begitu Presiden Jokowi memberi amanah kepada Bapak Letjen TNI Doni Monardo untuk menjadi Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 saya sudah membayangkan masalah Komunikasi bakal terjadi. Makanya saya mengingatkan Pak Doni tentang itu. Ternyata sekarang jadi kenyataan,” tegas Aqua.

Untuk itu kepada semua anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel Aqua mengingatkan agar dengan serius dan sungguh-sungguh memperhatikan hal ini. Pendekatannya dengan hati dan selalu hati-hati.

“Sebagai anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel di manapun berada selalulah menjadi teladan. Dengan konsisten melakukan itu maka insya Allah masyarakat mengikuti semua yang disarankan,” tambah anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi itu.

Kepada semua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel Aqua menyarankan semua pekerjaan mulianya sebagai ibadah. Dengan begitu tanpa beban melakukan semua aktivitas terkait Covid-19. (*