Opini, Matasulsel – Tepat 51 tahun yang lalu organisasi mahasiswa Bone lahir, menghimpun seluruh mahasiswa yang berasal dan berketurunan dari Bone, dalam satu wadah yang bernama Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia-Bone (KEPMI BONE). Lembaga yang mampu mencetak ratusan bahkan ribuan kader tiap tahunnya.

Tanah Bone yang tak pernah kosong mengisi kepemimpinan nasional memiliki akar sejarah yang kuat dan kaya akan kearifan lokal. KEPMI kemudian hadir menjaga dan menata keberlangsungan kepemimpinan Bone dari generasi ke generasi.

Lembaga ini adalah laboratorium kepemimpinan menyeleksi generasi terbaik Bone menjadi cikal bakal kepemimpinan Bone di masa depan, itu cita-cita luhur semenjak dahulu. Saat ini telah bertebaran figur-figur muda potensial yang lahir karena gemblengan dinamika organisasi kritis, konstruktif dan tentu saja pemberani, ciri khas manusia Bone.

Ada yang menarik dari proses alih generasi kepemimpinan di tanah Bone, yakni trah kepimimpinan masih sangat kental dengan nuansa kebangsawanan meski lembaga kerajaan telah dihapuskan tetapi sistem nilai tetap berjalan dan Bone tak bisa lepas dari bayang-bayang kerajaan masa lalu.

Jangan pernah bermimpi jadi Bupati di Bone jika nama anda tidak masuk dalam silsilah kerajaan yang lontara’nya masih terjaga apik hingga hari ini, konon.

Nah, bagaimana dengan KEPMI ??

Lembaga kemahasiswaan yang tentu saja bukan bentukan kerajaan masa lalu, organisasi kader yang lahir dari era modern.