“Pernahkah anda mendengar nama Jenderal Jusuf, dijelek-jelekkan di Jawa atau di daerah di nusantara ini, tidak pernah kan ?”

Bone, Matasulsel – Pertanyaan itu adalah benang merah ketokohan Sang Jenderal Kharismatik nan berwibawa dari tanah Bone, Jenderal Muhammad Jusuf. Pada kegiatan hari pertama Reses masa sidang I tahun ini, Andi Irwandi Natsir, anggota komisi D DPRD provinsi Sul-Sel, mengagendakan khusus bertatap muka dengan rumpun bangsawan Kajuara yakni Gona’s Family, Sabtu 27/01/2018.

Andi Irwandi bertutur, suatu waktu dirinya mengalami kendala saat melamar calon istrinya yang kedua di Tasikmalaya, orang tua perempuan yang ditaksirnya ternyata tegas menolak. Orang tua tersebut adalah purnawirawan tentara, kedisiplinan hidup seorang militer masih terlihat jelas di usia 90-an tahun itu, termasuk ketegasan sikap saat menolak kedatangannya.

Tetapi semua itu luluh setelah dirinya menyebut nama Jenderal Jusuf, purnawirawan itu meneteskan air mata, mengenang sosok Sang Jenderal. Baginya satu-satunya Jenderal masa itu yang rela diantar ojek kesana-kemari dalam menjalankan tugasnya. Bahkan dengan tegas, dikatakannya jikalau seharusnya dan sepantasnya Jenderal Muh. Jusuf lah yang harus jadi Presiden masa itu bukan seorang Soeharto.

“Semangat yang ditularkan seorang Jenderal Jusuf, sangatlah baik dan positif untuk generasi masa depan bangsa, khusus kita di Bone ini. Kita punya prinsip kearifan lokal yakni Getteng, Lempu Na Ada Tongeng beliau pegang teguh, ditambah dengan kesederhanaan hidup yang luar biasa harus dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, contoh keteladanan kepemimpinan dari bawah sampai ke level paling tinggi, contoh bukan hanya untuk kita tetapi semua daerah di Indonesia, seperti di Tasikmalaya itu, tempat saya menemukan semangatnya masih hidup didiri bawahannya”, tutur Andi Irwandi.

Andi Irwandi sendiri masih terhitung cucu dari seorang Jenderal Jusuf, meski demikian menurutnya. Saat ini sosok sang Jenderal tidak bisa lagi hanya di klaim oleh sekelompok keluarga dan suku daerah, dengan pengabdian panjangnya untuk bangsa ini sosoknya telah menjadi milik bangsa Indonesia.

“Kita sangat bangga punya leluhur jadi panutan bangsa, sayang beliau semasa hidup dengan tegas menolak, jikalau suatu waktu nanti ada patung mengkultuskan dirinya”, tutur Andi Ilham yang juga menjabat Camat Patimpeng saat ini.

Masih ada satu tokoh Bone yang menasional, Andi Irwandi tak luput menyambangi kediamannya, melanjutkan agenda reses hari kedua. Kali ini handai taulan A.M Fatwa berkumpul di Mare, rumah tokoh politisi tiga zaman tersebut, Senin 29/01.