Mantan aktivis mahasiswa ini menguraikan, trend penurunan NA-ASS bisa mengkhawatirkan. Alasannya, waktu sosialisasi masih tergolong lama. Artinya, kandidat lain yang belum massif melakukan sosialisasi dan turun langsung ke lapangan, sangat memungkinkan menyalip NA-ASS.

“Sementara di survei Populi itu, trend IYL justru meningkat 4 persen. Artinya jika itu terjadi rata setiap bulan, maka IYL bisa di akhir bisa di angka sekitar 39 persen,” tambah Ridha yang juga dosen muda di Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar.

Sementara itu, Pengamat Komunikasi UIN lainnya, Syahrir Karim menilai, khusus banyaknya keluarga dan pendukung NA-ASS yang memilih mengalihkan dukungan, penyebanya bisa karena publik menilai ketidakkonsistenannya selama ini.
“Jadi wajar kemudian jika banyak pendukung dan relawan meninggalkan NA-ASS,” kunci Syahrir  yang tercatat sebagai dosen Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar. (*)