Makassar, Matasulsel – Kepedulian pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi terhadap masyarakat Kota Makassar tak perlu diragukan.

Menyusuri lorong sempit di pemukiman warga Jalan Kandea 2 lorong 118, lokasi kebakaran, kemarin, bukanlah menjadi kendala bagi Appi-Cicu.

Dengan hati yang tulus, Appi didampingi sang istri Melinda Aksa dan wakilnya menyapa warga satu persatu sembari mendengarkan keluhan atas musibah yang menimpa mereka.

Tak kuasa melihat beban masyarakat yang ditimpa musibah kebakaran, Appi kemudian menyerahkan sejumlah bantuan di posko siaga bencana telah didirikan.

Bantuan tersebut diakui Appi, sebagai bentuk kepedualiannya terhadap masyarakat serta demi meringkan beban warga atas peristiwa tersebut.

Adapun bantuan yang diberikan berupa Mie instan, air mineral, pakaian layak pakai, selimut, sarung serta keperluan bayi dan balita.

Tak hanya itu, Appi yang turut didampingi istri tercinta, Melinda Aksa, yang tak lain Ketua Yayasan Bosowa Peduli ikut menyumbang semen untuk rencana pembangunan rumah baru bagi para korban.

Bahkan Appi juga meminta timnya mendata jumlah rumah yang rusak akibat kebakaran untuk kemudian diberikan bantuan uang tunai sebanyar Rp 10 Juta per rumah.

“Nanti tim kami mendata jumlah rumah yang rusak, kami bakal berikan bantuan untuk pembangunan rumah warga yang rusak berupa semen serta uang tunai Rp10 juta bagi yang rusak parah dan Rp 5 juta yang rusak ringan,” tutur Appi dihadapan warga yang kemudian disambut dengan suka cita.

Sejumlah warga yang rumahnya hangus dilalap si jago merah mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan.

Ketua RW Kandea, Syahruddin (53) yang rumahnya ikut terbakat mengapresisasi atas kepedulian Appi-Cicu terhadap warga Kandea yang tertimpa musibah.

“Kami bersyukur masih ada pihak-pihak yang peduli dan turun langsung melihat kondisi, syukur kami bertambah sebab bantuan-bantuan mendesak yang kami perlukan juga kami terima,” katanya.

Terkait dengan bencana kebakaran, Appi menerangkan bahwa sepatutnya wilayah padat penduduk yang aksesnya berupa lorong sempit harus menyiapkan Fire Hydrant.

Appi beralasan, dalam kondisi mendesak warga memerlukan alat yang bisa langsung digunakan sebagai pertolongan pertama sebelum armada pemadam kebakaran tiba di lokasi.

“Kondisi pemukiman begini perlu pertologan pertama berupa Hydrant tapi nyatanya tak demikian. Sebab kalau mengandalkan pemadam kebakaran akan telat, aksesnya juga pasti bakal kesulitan,” paparnya.

Sebelumnya si Jago Merah mengamuk di Jl Kandea 2 Lorong 118 (belakang pekuburan Arab), Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Makassar Kamis (25/1), sekitar pukul 02.30 Wita.

Belasan rumah dilalap hingga hangus. Akibatnya, 22 KK dengan 81 jiwa kehilangan tempat tinggal. Api diduga bermula dari rumah Dg Rohani.

Saat warga sudah terlelap, api menjalar dan dengan cepat dari satu rumah ke rumah lainnya.

Kobaran api baru bisa dipadamkan setelah 14 armada milik Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar tiba dilokasi.(*)