MAKASSAR, MATASULSEL – Dalam ajang nasional Indonesia Youth Summit (IYS) 2025 yang berlangsung di Kota Makassar, pemuda asal Kabupaten Jeneponto, Muh. Al Askar, terpilih sebagai salah satu delegasi mewakili daerah dalam forum strategis kepemudaan bertajuk “Gen Merah Putih : Pemuda Penggerak Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045.”

Forum ini dihadiri oleh ratusan pemuda dari berbagai provinsi serta perwakilan luar negeri, menjadi ruang penting untuk merumuskan Suara Pemuda Indonesia sebagai kontribusi dalam menyambut visi Indonesia Emas 2045.

Dalam sidang pemuda 1, Al Askar menyampaikan pernyataan awal yang menyoroti kondisi pendidikan di daerah asalnya:

“Permasalahan pendidikan di Kabupaten Jeneponto bukan sekadar soal fasilitas, tetapi juga akses, motivasi dan keberlanjutan. Masih ada anak muda yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, tetapi terkendala oleh berbagai faktor diantaranya keterbatasan ekonomi keluarga. Di sisi lain, angka putus sekolah dan pernikahan dini terus membayangi problematika pendidikan.”

Menyikapi situasi tersebut, Al Askar memperkenalkan inisiatif lokal yang telah ia gagas sejak 2024, yaitu Institut Pelajar Merdeka Turatea (TITTLE)—sebuah ruang edukatif alternatif yang fokus pada penguatan literasi, advokasi, edukasi dan kepemimpinan pelajar di Jeneponto.

Selama dua tahun terakhir, TITTLE telah menjangkau lebih dari 500 pelajar melalui kegiatan mentoring, pelatihan beasiswa, serta kampanye literasi lingkungan dan digital. Gerakan ini juga terlibat dalam forum kolaborasi dengan berbagai organisasi pendidikan dan sosial.

“Saya membawa suara Jeneponto bukan untuk mengeluh, tetapi untuk menunjukkan bahwa dari daerah pun bisa lahir solusi. TITTLE hadir sebagai bukti bahwa pemuda dapat menjadi pelita perubahan di tengah keterbatasan,” ungkap Al Askar yang juga alumni Forum Anak Turatea di hadapan para peserta IYS 2025.

Keikutsertaan Muh. Al Askar di IYS 2025 menegaskan bahwa pemuda dari wilayah pelosok pun memiliki ruang untuk mengambil peran dalam arah kebijakan pembangunan nasional. Ia berharap pengalamannya bisa menjadi motivasi bagi pemuda lainnya untuk bergerak, membangun, dan bersuara demi masa depan Indonesia yang lebih adil dan inklusif. (Askar/Oji Pajeka)