Wardah dan tim penelitinya menemukan bahwa di Australia, komunitas diaspora Indonesia tidak hanya mampu mempertahankan identitas budaya mereka, tetapi juga berkontribusi aktif dalam masyarakat. Mereka terlibat dalam dialog antaragama, yang memperkuat ikatan sosial dan mendorong toleransi. Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan bahwa moderasi beragama bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat sipil yang aktif berpartisipasi dalam membangun jembatan antar iman.

Bagi pemerintah Indonesia, mengambil pelajaran dari kebijakan Australia dapat menjadi langkah strategis. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menghadapi tantangan dalam mengelola keragaman. Dengan mengadopsi elemen positif dari kebijakan Australian Values, seperti dialog terbuka antaragama dan promosi nilai-nilai toleransi, Indonesia dapat memperkuat moderasi beragama di tengah masyarakat yang beragam.

Inspirasi dari Australia menunjukkan bahwa moderasi beragama bukanlah utopia, tetapi suatu pencapaian yang bisa diraih melalui komitmen kolektif. Dengan berinvestasi dalam dialog, pendidikan, dan pemahaman antarbudaya, Indonesia dapat mengembangkan kebijakan yang tidak hanya menghormati keragaman, tetapi juga merayakannya.

Dalam dunia yang semakin terhubung, Australia menawarkan model yang layak dicontoh dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai.