Bachtiar Adnan Kusuma, Anak Kolong Berwajah Buku, Dari Jeneponto untuk Indonesia
Dilaporkan : Tim Jelajah Jeneponto 161 (Tim JJ 161)
JENEPONTO – Bachtiar Adnan Kusuma adalah Tokoh Literasi Indonesia yang telah berkiprah selama 26 Tahun konsisten dan kukuh menggerakkan ekosistem Literasi di Indonesia dari berbagai daratan, pegunungan, lautan dari satu tempat ke tempat lain. Penulis buku Tokoh-tokoh Nasional asal Sulawesi Selatan yang berkiprah di panggung Nasional ini, memulai kariernya sebagai penulis buku Tokoh pada 1995 di kota Makassar, melakukan migrasi ke ibukota Jakarta selama bertahun-tahun menekuni dunia perbukuan nasional dan menggerakkan pembudayaan minat baca di Keluruahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kotamadya Jakarta Barat.
Bachtiar Adnan Kusuma dikenal sebagai jurnalis free lance di berbagai media nasional sebelum memutuskan diri berhenti dari profesinya sebagai jurnalis, ia kemudian mendirikan lembaga Penerbitan buku pada 1995. Ia aktif menulis di berbagai media nasional, di antaranya Majalah Amanah dan Kartini, Panjimas, Tabloid Jumat, Fakta, Suara Hidayatullah, Pedoman Rakyat, Harian Fajar dan majalah Estafet sejak 1989-1995.
Saat pertamakali berdiri harian umum Republika, Bachtiar Adnan Kusuma menjadi Reporter Magang wilayah Jabotabek pada 1996. Pengalaman panjang menekuni penulisan tokoh di berbagai majalah, tabloid dan Harian Fajar, ia memusatkan diri menulis buku tokoh-tokoh Nasional, di antaranya : Ketua DPD RI Dr. A.A.Baramuli, S.H., Jaksa Agung Letjen TNI Andi Muhammad Ghalib, S.H.M.H., Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI AU Alimunsiri Rappe, Pendiri Matahari Group Hary Darmawan, Gubernur Kaltim Suarna Abdul Fattah, Gubernur Kalsel Syahriel Darham, Gubernur NTT Piet Alexander Tallo, Gubernur Papua Yap Solossa, Gubernur NTB Harun Al-Rasyid, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, Gubernur Sulut A.J.Sondakh, Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, Gubernur Sulsel, Mayjen TNI HZB. Palaguna, Mayjen TNI H.M. Amin Syam, Dr. H.Syahrul Yasin Limpo, S.H.M.H. Pengusaha Bali Masrur Latanro, dan ratusan Bupati dan Walikota di Indonesia, Politisi Hamka Yandhu, Nurdin Halid, H.M. Amir Uskara.
Petualangan penulis senior Bachtiar Adnan Kusuma (BAK). “Succes Story Menulis Tokoh” adalah sebuah pembuktian bahwa menulis kisah-kisah sukses dari tokoh-tokoh motivasional juga menjadi resonansi sukses bagi penulis. Setidaknya itulah untaian kesuksesan yang akan jadi kilauan permata untuk kita petik dalam berbagai tulisan yang ditulis BAK ini.
Menurut akademisi, Herman Lilo, S.Sos.M.Si. menegaskan kalau BAK sebagai penulis telah menuai banyak makna dalam hidup yang sejenak ketika takdir mempertemukannya dengan banyak orang-orang hebat. Menggali kisah-kisah hebatnya dalam tutur bahasa buku. Lantas, menghidangkan medium buku untuk berbagi kisah hebat itu meski tanpa harus bersua muka. BAK dan buku yang ditulisnya ini akhirnya ditulis sebagai pemantik bagi penulis-penulis pemula maupun senior yang tertarik menulis buku biografi tokoh, baik sebagai ghost writers maupun penulis dengan by line.
Bachtiar menyingkap diri yang lahir dari rahim seorang ibu”petarung”. Pejuang keluarga dengan usaha pedagang kelontongan yang tertatih, berasal dari Sengkang, Cikoang. Ibulah yang menularkan kegigihan perjuangannya sampai dapat menulis ratusan judul buku. Figur keluhuran cinta Hj. Baeduri Daeng Ngimi, ibunda yang telah menggenapkan tugasnya hingga wafat pada tanggal 25 Agustus 2013.
Selain itu daya magic produktivitas menulis dari Bachtiar Adnan Kusuma tak lepas dari peran Ani Kaimuddin Mahmud, istri shalehah yang menjadi perhiasan hidupnya. Baginya sang istri sekaligus sahabat setia dalam menulis, selalu melengkapi, menggenapkan segala rupa yang kurang. Sang istri seperti penjaga arah untuk senantiasa on the track berada di jalur yang lurus dan beradab serta erat mendekap erat Amanah.
Energi yang paling bertenaga memantapkan jalannya sebagai penulis datang dari anak-anak Bachtiar Adnan Kusuma. Mereka adalah butiran matahari yang terang, yakni: dr.Dea Ambarwati Kusuma, S.Ked., dr. Mulafarsyah, S.Ked., Ria Atmaranti Kusuma,S. Psi., Safwan Ariyadi Kusuma, Farhan Alfarisi Kusuma, dan cucunya Zakira Talita Delaparsya. Profesi penulis yang tak terpisahkan tugasnya sebagai ayah dan nahkoda keluarga, tidak berlebihan baginya jika digelari “wonderful father”.