Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat itu sendiri, untuk secara aktif terlibat dalam menangani masalah gizi dan stunting.

Sebelumnya Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said, M.P.H dalam laporannya menggarisbawahi pentingnya kegiatan dialog interaktif dalam mengedukasi masyarakat tentang gizi dan stunting.

Ia berharap kegiatan tersebut dapat mendorong partisipasi aktif dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum, untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan mengurangi prevalensi stunting.

Nike Frans, sebagai Nutrition Officer UNICEF, juga hadir dalam acara ini dan memberikan sambutan dalam acara tersebut.

Dalam sambutannya, Nike Frans menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan peningkatan gizi dan penurunan angka stunting.

Ia menyampaikan bahwa UNICEF berkomitmen untuk menyediakan dukungan teknis dan sumber daya yang diperlukan, serta bekerja sama dengan pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat untuk mengimplementasikan program-program yang efektif.

Nike juga menggarisbawahi perlunya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik bagi pertumbuhan anak, serta pentingnya pola makan seimbang untuk mencegah stunting.

UNICEF berharap dengan langkah-langkah ini, Sulawesi Selatan dapat mencapai kemajuan signifikan dalam peningkatan status gizi masyarakat, terutama bagi anak-anak.

Acara ditutup dengan sesi diskusi interaktif, di mana peserta diajak untuk berbagi pengalaman dan ide-ide inovatif tentang cara meningkatkan penanganan isu gizi dan stunting.

Diharapkan dialog semacam ini tidak hanya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, tetapi juga memfasilitasi tindakan kolektif yang akan membantu mengatasi masalah stunting secara lebih efektif. (*)