Belajar Mannennungeng dari Andi Bau Sompa
Golkar sudah membesarkannya. Ber-Golkar sejak 1971, Bau Sompa pernah mencicipi dua periode legislator Barru. Meski hanya legislator kabupaten, posisi itu membuatnya bertekad tidak akan pernah melupakan tempatnya menyusun sejarah kehidupan lain dari statusnya sebagai Raja Nepo.
“Jangan mudah lupa sama tempat yang telah membesarkanmu. Andai menghadapi suasana merasa tidak banyak mendapat tempat, ingatlah hal baik yang sudah banyak engkau dapatkan dari situ.”
“Mudah melupakan tempat yang sudah membesarkan, biasanya dilakukan orang yang mudah melupakan kebaikan orang lain. Biasanya, orang begini sulit mengedepankan kepentingan orang banyak dibanding kepentingan diri sendiri,” tutur Bau Sompa dengan bahasa sepotong Bugis dan sepotong Indonesia.
Saat akan beranjak, suasana berganti haru. Bau Sompa mulai mengusap mata yang berkaca-kaca saat Andi Ani memeluknya lama. Mengecup pipi kiri dan kanannya, memohon doa, NH terpilih sebagai gubernur Sulsel kelak.
Apalagi, saat ganti NH yang mendekat dan membisikinya pelan. “Terima kasih banyak untuk pengabdianta’ sama Golkar. Terima kasih banyak Puang Bau.”
Bersandar pada mannennungeng ala Bau Sompa, Anda yang sedang dan pernah “makan” di Golkar berada di titik mana? (*)