Belum Berani Buka Sekolah, Disdikbud Takalar Tawarkan Belajar Lewat Radio
TAKALAR, MATA SULSEL – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Takalar belum berani membuka sekolah di tengah ancaman Covid 19 yang semakin menggila. Untuk mengobati kejenuhan belajar via daring, maka Disdikbud menawarkan belajar dengan menggunakan fasilitas radio.
“Sekolah tatap muka belum bisa kita lakukan karena kondisi yang masih mengkhawatirkan, penularannya masih di ambang batas sehingga pembelajaran ari rumah masih tetap akan kita lanjutkan,” kata Kabid Dikdas Disdikbud Takalar Rahmadi usai rapat di Aula Kantor Disdikbud Takalar, Selasa 5 Januari 2021.
Rahmadi menambahkan, jika tahun ini selain lewat internet dan luring seperti tahun kemarin, pembelajaran akan dilakukan lewat siaran radio. Menurutnya pola daring lewat radio lebih efektif dan lebih murah dibandingkan dengan daring menggunakan kuota internet.
“Untuk tahun ini kita merubah pola pembelajaran daring dengan menggunakan radio, langkah ini diambil setelah berkoordinasi dengan pihak Humas Pemda Takalar untuk menggunakan fasilitas radio milik pemerintah daerah yang berlokasi di lapangan Makkatang Dg Sibali, nantinya guru mata pelajaran memberikan materi dan tugas lewat radio,” kata Rahmadi.
Sebelumnya, Kepala Disdikbud Takalar Irwan menegaskan, pihaknya tidak ingin mengambil risiko untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka. Menurutnya, belajar virtual atau via daring masih akan menjadi alternatif sampai ada keputusan resmi dari pihak pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan.
Ia menyadari jika para pendidik, peserta didik dan siswa sudah mulai jenuh dengan kondisi ini. Semua pihak telah rindu kata dia, dengan proses tatap muka dan interaksi langsung antara guru dan murid.
“Saya paham bahwa kita semua rindu belajar tatap muka, guru dan siswa sudah mulai jenuh dengan kondisi ini tapi kita tidak boleh ambil risiko, mari kita tunggu keputusan dari pemerintah pusat terkait kebijakan yang akan dilakukan selama masa pandemi ini melanda,” kata Irwan.
Irwan berharap berharap, lewat pertemuan ini pengawas bisa membantu menyampaikan kondisi yang terjadi kepada pihak sekolah dan semua stakholder di wilayah masing masing. Risiko membuka sekolah kata dia, masih sangat besar saat ini sehingga proses belajar mengajar masih tetap dilakukan via daring.
“Kita masih tetap melakukan proses belajar mengajar seperti tahun kemarin, kita tidak bisa mengambil resiko yang bisa merugikan diri, keluarga, dan masyarakat dengan berani membuka sekolah, mari sama sama berdoa semoga musibah ini cepat berlalu sambil menunggu keputusan dari pemerintah pusat,” terang Irwan.