MAKASSAR, MATA SULSEL – Masyarakat di daerah pinggiran atau pelosok kerap tidak mendapat pendidikan dan pengajaran agama yang memadai. Utamanya dalam belajar mengaji dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid. Hal itu dipicu oleh kondisi mereka yang jauh dari pusat kota.

Agar masyarakat yang berada di daerah pinggiran atau pelosok di Indonesia bisa mendapatkan bimbingan ke-Islaman yang benar, maka ormas Wahdah Islamiyah berkolaborasi dengan Laznas Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) mengirimkan dai ke penjuru di nusantara sejumlah 275 orang.

Mereka disebar ke 34 Provinsi di Indonesia. Direktur Laznas WIZ, Syahruddin menjelaskan, Program Tebar Dai Nusantara adalah program unggulan yang diharapkan menjadi solusi bagi masyarakat yang masih banyak tak bisa membaca Al-Qur’an.

“Fokus utama dai kita adalah memberantas buta aksara Al-Qur’an, disamping juga penanaman akidah yang benar, termasuk pembelajaran akhlak di negeri ini,” ujarnya, Kamis (29/9/2022).

Ia menambahkan, tujuan lainnya adalah membangun masyarakat melalui dakwah di pelosok negeri. Mahasiswa yang dikirim itu, selama setahun hingga dua tahun tidak hanya dituntut untuk mengajarkan hal yang sifatnya agama, tetapi juga meningkatkan taraf hidup di masyarakat.

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah, Ustadz Zaitun Rasmin yang mengatakan bahwa membangun masyarakat dengan dakwah baik dari segi fisik dan jiwa harus terus dilakukan, salah satunya adalah dengan tebar Dai tersebut. Menurut Ustaz Zaitun, inilah yang kita harapkan terjadinya keadilan dalam pembangunan tersebut, yakni membangun jiwanya dan fisiknya.

“Di negeri kita setelah proklamasi adalah membangun bangsa Indonesia, yang dibangun adalah jiwanya dan membangun badannya. Bagi kita seorang dai dan daiyah memiliki tugas dan tanggung jawab untuk berkontribusi dalam membangun bangsa Indonesia dalam bentuk jiwa dan fisiknya. Tentu pembangunan jiwa ini adalah hal yang prioritas dan lebih diutamakan dibandingkan dengan pembangunan fisik,” ungkapnya.

Ustaz Zaitun menegaskan bahwa pembangunan jiwa tidak boleh dibelakangkan dibandingkan dengan membangun fisiknya. Jiwa harus lebih di utamakan dan diprioritaskan tanpa melupakan pembangunan fisiknya, dan Islam adalah agama yang sempurna dan telah memberikan panduan dalam membangun jiwa dan jasadnya.

“Kita kembali ingin mewujudkan bentuk pembangunan jiwa bangsa ini, yang mayoritas muslim. Tentu dengan penanaman ilmu yang benar dan dengannya melahirkan jiwa-jiwa yang sehat. Dengannya kita akan menyebar Dai dan Daiyah yang siap membina ummat dengan ilmu yang benar kepada ummat dan masyarakat. Mereka semua membawa cita-cita untuk mewujudkan negeri yang makmur dan diberkahi oleh Allah subhanahu wata’ala,” tuturnya.

Reporter: Muh Akbar