Makassar, Matasulsel – Pengembangan olahraga, khususnya sepak bola, jarang dilirik oleh kandidat pada pilkada. Rata-rata calon kepala daerah hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia. Olehnya itu, tatkala Nurdin Halid (NH) memutuskan maju pada Pilgub Sulsel 2018, asa berjayanya sepak bola daerah muncul.

Optimisme kembali berjayanya sepak bola Sulsel bersama NH bukan tanpa alasan. Pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar itu dikenal sebagai tokoh nasional yang sangat peduli dengan olahraga, khususnya sepak bola. Putra kelahiran Bone tersebut merupakan mantan Ketua PSSI dan mantan manager PSM Makassar.

Tangan dingin NH terbukti mengantarkan PSM juara pada musim 1999/2000. Skuat Juku Eja juga dibawanya menjuarai turnamen internasional Ho Chi Minh City di Vietnam. Tidak kalah prestisius, PSM menembus perempat-final Liga Champions Asia, sebelum takluk dari Shandong Luneng (Tiongkok), Suwon Samsung Bluewings (Korea Selatan) dan Jubilo Iwata (Jepang).

Lalu, di PSSI, NH melakukan berbagai reformasi yang membawa sepak bola modern di Tanah Air. Terlepas dari kontroversi kepemimpinannya, NH harus diakui telah mengukir tinta emas dengan meletakkan pondasi dasar struktur kompetisi liga Indonesia. Ia pula yang membawa Indonesia untuk kali pertama dipercaya menjadi tuan rumah Piala Asia.

Pengamat sepak bola, J Don Bosco, menuturkan kejayaan sepak bola Sulsel perlahan terus meredup seiring dengan prestasi PSM yang mulai kendur. Hampir 18 tahun seusai menjuarai liga Indonesia di bawah komando NH, Pasukan Ramang tidak lagi mampu mengulang prestasi tersebut. Olehnya itu, terselip asa hadirnya pemimpin pro-sepak bola pada pilkada serentak tahun ini.

Don Bosco memahami politik dan sepak bola ibarat air dan minyak yang tidak boleh menyatu. Meski begitu, tidak ada salahnya mengharapkan sosok pemimpin yang peduli terhadap sepak bola. Ia pun mengakui majunya NH membawa harapan berkembangnya sepak bola Sulsel. Bukan hanya PSM, tapi sepak bola Sulsel secara utuh.

“Saya bukannya mau ngomong politik. Tapi, kita berharap saja sepak bola Sulsel bangkit dan maju (bersama NH-Aziz). Bukan sebatas PSM ya karena sepak bola Sulsel itu meliputi seluruh daerah. Kita kan punya banyak klub-klub lokal, itu juga harus dibangkitkan,” ucap Don Bosco, di Makassar, beberapa waktu lalu.

Mantan pemain PSM Makassar itu mengakui kehebatan NH dalam mengelola sepak bola. Don Bosco menjadi saksi hidup bagaimana mantan Ketua PSSI itu membuat PSM mampu meraih gelar mahkota Liga Indonesia pada 1999/2000. Kekuatan Nurdin, di mata Don Bosco, terletak pada komitmen dan sikap teladan untuk turun langsung berinteraksi dengan pelatih, pemain dan suporter. Karena itulah, Nurdin dijuluki ‘super manager’.

“Harus diakui keunggulan Nurdin Halid ada pada komitmen membangun. Bukan tipe orang yang hanya duduk di balik meja, tapi turun ke bawah. Makanya, saat mendengar dia maju pada Pilgub Sulsel 2018, harapan saya ya sepak bola bisa bangkit, bukan hanya PSM tapi Sulsel secara keseluruhan,” pungkasnya. (*)