Buruknya lagi, kata Aswar Hasan, penggunaan fasilitas mewah di saat turun ke masyarakat akan memberikan kesan buruk pada pola pikir masyarakat. Terutama masyarakat pedesaan yang bisa saja beranggapan bahwa untuk menduduki sebuah kursi kepemimpinan wajib memiliki uang yang banyak. Bukan lagi berdasarkan pada aspek kelayakan dan memang memiliki kapasitas sebagai seorang pemimpin.

“Jadi nanti masyarakat menganggap yang bisa menjadi gubernur itu hanya orang yang punya uang. Itu kesan yang muncul, yang bisa menjadi gubernur itu hanya orang yang punya kekuatan uang misalnya dengan helicopter,” paparnya.

Mengacu dari data Maskapai Penerbangan Tidak Berjadwal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), sewa atau tarif helicopter rata-rata Rp35 Juta sampai Rp40 juta per jam dengan minimal sewa per dua jam atau Rp70 juta.

Artinya, jika ada pengguna jasa helicopter rata-rata menggunakan jasa tersebut di atas dua jam per hari, maka budgetnya yang mesti disiapkan minimal Rp100 Juta per hari. Apalagi kalau sampai satu hari dipakai selama 10 jam, nilainya sekira Rp350 juta.

Jika asumsinya Rp350 juta per hari selama satu bulan, maka total dana yang mesti dikeluarkan untuk tarif helicopter bisa mencapai Rp9 miliar per Bulan

“Biaya sewa helikopter cukup tinggi sehingga peminatnya terbatas. Rata-rata sewa helikopter per jam adalah Rp 35 juta, dengan minimal sewa per dua jam atau RP 70 juta,” kata Ketua INACA, Denon, seperti dikutip di salah satu media di Jakarta tentang biaya sewa helicopter di Indonesia.  (*)