Oleh : Agus Sijaya Dasrum

Aku adalah Kebersihan, bukan sekadar tindakan, melainkan sebuah bisikan lembut yang mengalir dari relung hati terdalam hingga menyentuh setiap sudut kehidupan. Aku hadir bukan sebagai beban, melainkan sebagai penuntun, mengajak setiap jiwa untuk menemukan kilau cahayanya sendiri, sebab kata hati selalu bergema: “Bersih itu bagian daripada iman.”

Pertama, aku menyapa Hati. Ah, betapa rumitnya labirin ini! Terkadang ia dipenuhi debu prasangka, kotoran iri hati, dan lumut dendam yang membeku. Namun, aku tak pernah lelah mengetuk, membisikkan bahwa kejernihan adalah inti kekuatan. Saat Hati mendengarku, ia mulai membuang gumpalan kekesalan, membersihkan cerminnya dari noda-noda kebencian. Lalu, terbitlah senyum damai, memancar dari lubuk yang telah dibasuh tulus. Itulah iman yang terpancar, saat Hati suci menyambut kebaikan.

Kemudian, langkahku berlanjut menuju Diri. Tubuh ini, wadah berharga, seringkali terlupa untuk kurawat. Kulit yang kusam, rambut yang tak terurus, seolah mengabaikan nikmat sehat. Aku, Kebersihan, berbisik tentang air yang menyucikan, tentang sentuhan sabun yang membersihkan, dan tentang pakaian yang rapi sebagai bentuk syukur. Ketika Diri bersolek dengan kebersihan, bukan untuk pamer, melainkan untuk menjaga martabat dan kesucian diri, di situlah iman menunjukkan wujudnya yang mulia. Ia bukan sekadar tampilan, melainkan penghormatan pada ciptaan.