“Wacana pembangunan yang tidak lazim dalam level provinsi mestinya dijabarkan dalam program yang in-line dengan perencanaan makro sehingga tidak mengarang janji dan masuk akal. Misalnya saja janji pembangunan itu harus dimulai pada visi besar yang akan diwujudkan sesuai potensi sumberdaya yang ada serta kebanggaan budaya lokal yang patut dikembangkan sebagai modal pembangunan nasional,” tegas Bro Rivai, disela-sela diskusi manajemen politik pemerintahan yang diinisiasi oleh Bro Rivai Center bersama Indo-Politico Institute di Jl. Kalisari (LAPAN) No.47 Jakarta Timur, Kamis (22/02/2018)

Menurut pendiri Universitas Pertahanan ini, secara strategis Sulsel dapat didesain sebagai pusat koridor ekonomi di Kawasan Timur Indonesia, yakni dengan cara membangun koordinasi dan kerjasama pembangunan terintegrasi antar-provinsi pada sektor ekonomi tertentu. Apalagi secara historis Sulsel sudah pernah mencoba hal serupa yang disebut BKPRS atau Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi.

Keterhubungan antar-provinsi diyakini akan mengakselarasi pembangunan berdasarkan pada keunggulan masing masing, dan membuka peluang pasar baru serta menjadikan Sulsel sebagai pintu gerbang bagi provinsi lain di Kawasan Timur Indonesia.

“Saya kira berpikir jangka panjang seperti ini akan menjawab kebutuhan secara luas dan tidak sekedar menjadi bahan lelucon menjelang Pilkada,” imbuhnya. (*)