Makassar, Matasulsel – Bakal Calon Gubernur Sulsel, Abdul Rivai Ras (Bro Rivai) menilai kualitas proses politik di Sulsel saat ini sedang berada diambang kehancuran.‎

Pasalnya, meski telah melahirnya banyak tokoh intelektual dan segudang ‎politisi handal, namun proses politik di Sulsel jelang Pilkada 2018 masih menampakkan praktek politik yang masih terbelakang.

Parahnya, ‎masyarakat Sulsel seolah-olah telah terbius dan terhipnotis dengan perilaku politik yang penuh dengan harapan semu. Padahal ilmuwan politik nasional asal Sulsel Prof Ryas Rasyid pernah berkata bahwa pemimpin yang cerdas datangnya dari pemilih yang cerdas pula.

“‎Ternyata cerdas itu belum cukup. Perilaku politik elit di Sulsel hari ini cenderung membodohi rakyat. Itu adalah mentalitas dan kecelakaan moral yang diwariskan bertahun tahun lamanya oleh penguasa yang menganggap dirinya sebagai aristokrat. Inilah cerminan fakta politik di Sulsel hari ini,” kata doktor ilmu politik dari Universitas Indonesia ini, Senin (6/11/2017).

Orang dekat lingkaran keluarga Cikeas‎ ini mencontohkan proses politik di beberapa parpol belakangan ini. Menurutnya, beberapa parpol yang seharusnya mendidik kedewasaan demokrasi masyarakat, justru ikut nimbrung mempertontonkan kebijakan politik yang buruk dan sarat praktik transaksional.

Kualitas politik ‎di Sulsel secara objektif nampak pada data Indeks Demokrasi Provinsi se-Indonesia Tahun 2016, dimana Sulsel berada pada peringkat ke 26 nasional. Jauh dari Provinsi tertinggal sekelas Nusa Tenggara Timur (NTT) yang justru bertengger di peringkat 3 nasional.

“Karena itu, masalah ini perlu menjadi perhatian bagi kita demi masa depan kepemimpinan di Sulsel. ‎Fenomena carut marut politik Sulsel yang kian gaduh jelang Pilkada adalah wujud wajah asli sebagian pelaku politik kita yang hanya mengejar ambisi kekuasaan semata. Boleh dikata kondisi politik kita sudah berada di titik nadir. Mungkin bila di konversi dalam Indeks Demokrasi, boleh jadi hari ini Sulsel berada pada peringkat terbelakang,” imbuh pendiri Universitas Pertahanan ini. (*)‎