Kantong Ajaib ini, selain ada di Puskesmas, juga ada desa, untuk memudahkan masyarakat atau ibu bersalin, dalam mengetahui tingkat risiko ibu bersalin itu sendiri. Menurut Anjas, ada tiga risiko pada ibu bersalin yang digambarkan pada “kantong ajaib”, yaitu risiko biasa, risiko sedang dan risiko tinggi.

“Risiko biasa kita beri warna hijau dan bidan desa boleh menganjurkan bersalinnya di sarana kesehatan desa. Risiko sedang kita beri warna kuning dan bidan desa harus menganjurkan ibu bersalin di Puskesmas. Risiko tinggi kita beri warna merah, artinya bidan desa harus merujuk ibu bersalin ke rumah sakit,” papar Anjas di hadapan tim penilai.

“Inovasi itu sebenarnya tidak boleh spot-spot atau parsial. Harus menjadi inovasi yang utuh, sehingga bisa berkembang,” terang Anjas. Inovasi yang lahir pada Mei 2017 ini terbukti bermanfaat bagi ibu hamil. “Saya melihat perkembangan inovasi ini sangat signifikan, tapi saran saya adalah supaya lebih komprehensif, buatkan peta ibu hamil di desa dan puskesmas,” harap Ahmar Djalil.