Catatan Pelaksanaan Musrenbang Tematik : Perencanaan Inklusi Menuju Jeneponto Impian
Oleh : Haerullah Lodji (Tim Pemandu Proses Musrenbang Tematik)
JENEPONTO, matasulsel.com – Musrenbang Tematik di Kabupaten Jeneponto pada tanggal 13 Maret 2025 menjadi sebuah momentum penting yang menggabungkan suara semua elemen masyarakat, khususnya anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar forum perencanaan yang biasa, tetapi merupakan sebuah perayaan atas kebebasan berpikir dan pengakuan terhadap setiap suara dalam komunitas.
Digerakkan oleh semangat inklusi, Musrenbang ini dihadirkan dengan pendekatan fasilitasi yang sangat partisipatif, menciptakan suasana di mana setiap peserta merasa dihargai dan diberdayakan.
Kegiatan dimulai dengan perkenalan yang menyenangkan. Setiap peserta diminta untuk memperkenalkan diri sembari menyampaikan satu harapan atau impian mereka untuk Jeneponto.
Suasana menjadi hidup ketika anak-anak dan orang dewasa, perempuan dan laki-laki, saling menyapa dan berbagi cerita dengan penuh semangat.
Energi positif ini menyambut setiap individu yang hadir, dari PJ Bupati Jeneponto hingga perwakilan dari lembaga-lembaga lokal, membangun ikatan yang kuat di antara peserta.
Selanjutnya, fasilitator mengajak semua peserta untuk bersama-sama menyamakan pemahaman mengenai “Jeneponto Impian.” Dengan pengantar yang sederhana namun mendalam, mereka diajak menyelami makna dan nilai-nilai yang dimiliki oleh daerah mereka.
Di sinilah filosofi Jeneponto yang berbudaya mulai mengemuka. Dengan kuda sebagai simbol keberanian dan tradisi, diintegrasikan dengan entitas modern seperti baling-baling Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), menggambarkan kemajuan dan cita-cita Jeneponto untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan teknologi.
Pohon lontara, yang melambangkan kekayaan alam dan daya guna, menjadi pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai kearifan lokal. Oleh karena itu, elemen literasi, khususnya membaca, ditekankan sebagai bagian dari pembangunan karakter generasi baru Jeneponto. Konsep ini mengajak peserta untuk melihat lebih jauh ke depan, menciptakan lingkungan di mana pendidikan dan pengetahuan akan membawa perspektif baru yang berbasis potensi lokal.
Dalam suasana sinergi ini, peserta diajak untuk merumuskan makna “Jeneponto Impian” yang sangat tidak terduga dan visioner,di antara berbagai narasi yang muncul, beberapa rumusan peserta seperti:
– “Jeneponto impian adalah tempat di mana setiap anak memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, tanpa ada yang tertinggal.”
– “Kami ingin Jeneponto dikenal sebagai daerah yang mandiri secara ekonomi, dengan masyarakat yang sejahtera dari hasil pertanian dan energi terbarukan.”
– “Di Jeneponto impian, lingkungan yang bersih dan hijau menjadi prioritas, menciptakan tempat tinggal yang nyaman untuk generasi mendatang.”
– “Kami membayangkan sebuah Jeneponto yang inklusif, di mana penyandang disabilitas berperan aktif dalam setiap aspek kehidupan masyarakat.”
Selanjutnya, peserta dibagi ke dalam empat kelompok, salah satunya kelompok disabilitas, untuk menggali gagasan kreatif tentang “Jeneponto Impian.” Dalam suasana yang penuh warna, dengan kertas warna-warni, spidol, koran, dan majalah bekas, para peserta mulai menuangkan ide-ide mereka.
Proses fasilitasi yang terbuka dan interaktif membuat setiap individu merasa memiliki ruang untuk berekspresi.
Hasil dari sesi ini sangat mengejutkan dan menginspirasi. Peserta mampu merumuskan konsep Jeneponto Impian melalui gambar, lagu, dan narasi yang penuh makna. Beberapa hasil rumusan yang muncul dari kelompok-kelompok tersebut di antaranya:
– “Di Jeneponto impian, kami membayangkan taman-taman edukasi yang memberikan ruang bagi anak-anak untuk belajar sambil bermain.”
– “Kami ingin Jeneponto menjadi tempat di mana teknologi dan pertanian bersatu menciptakan produk unggulan yang bisa bersaing di pasar global.”
– “Jeneponto impian adalah sebuah komunitas yang saling mendukung, di mana semua orang, tanpa terkecuali, dapat berkontribusi dan dihargai.”
Sebuah Perayaan Kebebasan Berpikir