Selain itu, Mansyur menambahkan saat ini berdasarkan kebijakan yang ada pihaknya meniadakan besukan kepada para napi dan tahanan. Yang ada hanya para pembesuk yang membawa makanan atau keperluan lainnya yang dianggap penting namun tetap mengedepankan protokol kesehatan.

“Jadi bawaannya tetap dititip dulu pada petugas diluar kemudian dilakukan pemeriksaan secara ketat. Kalau barang tersebut dianggap steril, baru diantarkan kepada napi atau tahanan yang bersangkutan,” jelas mantan Kepala Rutan Jeneponto itu.

“Jadi untuk kunjungan dialihkan menjadi kunjungan via Video Call. Kita siapkan ruangan khusus di Lapas Takalar ini untuk tetap berkomunikasi dengan keluarganya,” tambahnya.

Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu Lapas Takalar juga sudah melakukan rapid test dan swab test kepada seluruh petugas lapas termasuk napi. Rapid test dilaksanakan pada tanggal 14 Juli kepada seluruh petugas lapas sebanyak 93 oleh Tim Gugus Kabupaten Takalar dan hasilnya 15 petugas reaktif. Selanjutnya dilakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Kemudian diadakan kembali Swab Test ke 15 orang tersebut dan ternyata 3 positif Corona.

Selanjutnya pada tanggal 24-29 Agustus 2020 dilakukan Swab Test oleh Dinkes Takalar dan Provinsi Sulsel kepada seluruh pegawai dan napi serta tahanan dengan jumlah sekitar 693 orang. Hasilnya 8 pegawai positif dan warga binaan atau napi/tahanan sebanyak 78 orang positif dan dilakukan isolasi mandiri di rumah untuk pegawai. Sementara warga binaan diisolasi di blok hunian lapas Takalar. (*)