JENEPONTO – sebuah desa bernama Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, kehidupan sehari-hari berjalan dengan tenang.

Namun, suasana itu mulai berubah ketika anggota Satuan Tugas (Satgas) TMMD ke-122 dari Kodim 1425/Jeneponto tiba.

Mereka datang dengan semangat untuk membantu dan membangun, tetapi juga membawa sesuatu yang lebih dari sekadar proyek fisik.

Ibu Leni, seorang ibu rumah tangga berusia 38 tahun, merasa beruntung ketika rumahnya dipilih sebagai tempat tinggal salah satu anggota Satgas. Awalnya, ia hanya mengira ini akan menjadi pengalaman biasa. Namun, dari hari ke hari, suasana di rumahnya berubah drastis.

Yang sebelumnya sepi, kini dipenuhi tawa dan canda. Setiap malam, mereka berkumpul untuk makan bersama, berbagi cerita, dan saling mengenal satu sama lain.

“Rasanya seperti memiliki keluarga baru,” kata Ibu Leni dengan senyuman. “Hari-hari sebelumnya yang biasanya sepi, kini ramai.

Makan bersama, bercanda, dan bahkan bertukar resep masakan.”

Satu malam, saat Ibu Leni sedang menyiapkan makan malam, anak-anaknya terlihat antusias. Mereka ingin membantu, dan Ibu Leni tidak bisa menahan tawa ketika melihat salah satu anggota Satgas, Prada Fiki, mencoba membantu di dapur.

Ia dengan cekatan meracik bumbu, mengolah sayuran, dan bahkan memasak nasi. “Kaget dan bangga! Ternyata Pak Tentara serba bisa,” pikir Ibu Leni.

Prada Fiki, yang berasal dari Yon Arhanud Kostrad, memiliki pandangan yang sama. “Kami tidak hanya datang untuk mengerjakan proyek, tetapi juga untuk menjalin hubungan dengan masyarakat. Makanan adalah jembatan yang menghubungkan hati kami,” ujarnya. “Kami berusaha membingkai keakraban dan kekeluargaan.

Ini bukan hanya tentang tugas, tetapi tentang berbagi dan saling mendukung.”

Hari demi hari berlalu, dan hubungan antara anggota Satgas dan warga semakin erat. Mereka tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga pengalaman, cerita, dan bahkan mimpi.

Ibu Leni merasa bahwa kehadiran mereka memberi warna baru dalam kehidupannya. Anak-anaknya tidak hanya belajar tentang kemandirian, tetapi juga tentang pentingnya membantu sesama.

Ibu Leni dan warga desa lainnya menyaksikan bagaimana para prajurit TNI bekerja keras, bukan hanya dalam tugas militer, tetapi juga dalam menjalin hubungan dengan masyarakat.

Mereka membantu memperbaiki infrastruktur, membangun jalan, dan memberikan pelatihan keterampilan.

Kebersamaan ini bukan hanya menciptakan kenangan indah, tetapi juga membangun rasa saling percaya dan menghargai.

“Terima kasih, Pak Tentara. Kalian bukan hanya datang untuk membantu, tetapi juga membawa kebahagiaan dan kehangatan ke dalam hidup kami,” ucap Ibu Leni, menahan haru. (Oji Pajeka).