Data Bicara, Kepemimpinan IYL Jauh Lebih Baik Dibanding NA di Bantaeng
Kepala Bidang perencanaan makro dan kerjasama Wilayah Bappeda
Sulsel, Amin Rusli, mengatakan data BPS menjadi rujukan bagi Pemerintah
Provinsi Sulsel maupun pemerintah pusat. Menurutnya, IPM merupakan data
makro dimana tidak dibenarkan adanya OPD melakukan pendataan lain.
“Karena IPM adalah data makro, maka datanya tidak bisa dibuat dan
direkayasa oleh dinas terkait, baik provinsi maupun kabupaten kota. Acuan
tunggal adalah data BPS,” ujar Ishak.
Dijelaskan Ishak bahwa data IPM menjadi penting bagi setiap daerah,
karena dari data tersebut dapat diketahui seberapa besar efektivitas program
pemerintah dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
“Misalnya realisasi program pertanian, seperti apa bantuan dari pemerintah dan bagaimana dampak yang dihasilkan di masyarakat,” paparnya.
Hal yang sama disebutkan pada sektor perekonomian dan pembangunan. Menurutnya, IPM menjadi ukuran menilai keberhasilan beberapa program pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota dapat menyentuh kebutuhan masyarakat. “Termasuk kesehatan dan pendidikan, dari program pemerintah itu berdampak dengan kondisi di masyarakat,” tutupnya.
Berdasar data tersebut, bisa disimpulkan jika Gowa lebih baik dibanding Bantaeng. Padahal dari segi wilayah, luas Gowa sekira empat kali lipat dibanding Bantaeng yang wilayahnya tergolong kecil.
Seharusnya, NA yang sering klaim dan pamer keberhasilan dan prestasi mestinya lebih baik dari Gowa. Sebab selain wilayahnya kecil, juga jumlah penduduknya sangat sedikit dibanding Gowa. Tapi faktanya, Bantaeng tertinggal dari Gowa. (*)