“Beliau benar-benar mengedepankan kepentingan partai dibandingkan kepentingan pribadi. Itu dibuktikan dengan usulan di musda meloloskan semua calon, meski sebenarnya hanya Hamka B Kady yang lolos sebagai calon. NH mau menjaga keutuhan partai dan berharap hasil musda tidak melahirkan faksi-faksi yang lebih besar,” katanya, Minggu (9/8/2020).

Musda X Golkar Sulsel sendiri menetapkan Taufan Pawe sebagai nakhoda baru. Kepemimpinan Taufan Pawe disebutnya memang bisa jadi jalan tengah, menyatukan semua kader Golkar Sulsel. “Andai (NH) mau ngotot pertahankan, maka kemungkinan besar Hamka B Kady yang jadi. Tapi beliau tidak mau memaksakan, ya Taufan dianggap jadi jalan tengah cegah perpecahan,” ujarnya.

Pelajaran berikutnya, yang diberikan NH dari musda, Muh Yasir menyebut musuh maupun rival politik dapat menjadi kekuatan apabila disikapi dengan bijak. Kemenangan Taufan Pawe berkat hasil kompromi dari NH menjadi bukti. Pasca-terpilih, Wali Kota Parepare itu langsung memuji semua rivalnya dan siap merangkul mereka untuk membesarkan Golkar Sulsel.

“Pelajaran kedua dari NH dalam musda kemarin bahwa di dalam sebuah perjuangan, musuh atau rival politik adalah kekuatan bila disikapi bijak. Kan itu kelihatan Taufan akhirnya mencoba merangkul seluruh lawan dan itu menjadi kekuatan bagi Taufan dan Golkar Sulsel ke depan,” tandasnya.

Musda Golkar X juga melahirkan preseden yang tidak kalah pentingnya. “Terang benderang terbukti bahwa diskresi DPP ternyata tidak bisa ditafsirkan terlalu lebar. Apa yang berhasil kita saksikan lewat Musda menjadi preseden bahwa diskresi bukanlah freepass untuk menjadi ketua Golkar. Ke depan, pemegang diskresi di level musda sudah bisa bercermin pada Musda Golkar Sulsel ini,” tegas Yasir. (*)