Makassar, Matasulsel – Hasil survei yang dirilis Jaringan Suara Indonesia (JSI) membuat pendukung kandidat tertentu di Pilgub Sulsel seperti ‘cacing kepanasan’.

Kritikan tendensius dialamatkan kepada lembaga survei yang tercatat telah ‘merajai’ kemenangan pilkada di sejumlah daerah di Indoneaia sejak 8 tahun terakhir.

Hanya saja, jika melihat data yang diekspose JSI, pertarungan di Pilgub Sulsel masih sangat kompetitif. Artinya selisih persentase antar pasangan calon terbilang rendah.

Direktur Lembaga Survei Epicentrum Politica, Iin Fitriani yang dikonfirmasi mengatakan, hasil survei yang ekspose JSI sudah sesuai dengan trend rata-rata para kandidat, sehingga menurutnya tidak perlu lagi dipermasalahkan.

“Selama hasilnya tidak berbanding terbalik dengan tren kenaikan rata-rata yang selama ini terjadi, tidak ada yang perlu dipermasalahkan,” kata Iin, Rabu (30/5/2018).

Terkait pernyataan tendensius kubu tertentu, menurut Iin, itu hal yang biasa saja. Pasalnya untuk saat ini waktu-waktu rawan dan tensi politik sudah panas. Apalagi, Pilgub Sulsel tinggal menghitung kurang lebih satu bulan.

“Semua orang berhak berspekulasi tentang hasil yang JSI rilis, karena memang ini waktu-waktu rawan yang tensi politiknya sudah panas,” tandasnya.

Meski demikian, Iin percaya jika data yang dipublish JSI sudah sesuai standar dan metodologi. Apalagi lembaga ini diyakini tidak akan menjatuhkan kredibilitasnya.

Seperti diberitakan, hasil survei terbaru JSI, IYL-Cakka unggul di posisi pertama melebihi batas marjin of error di atas NA-ASS yang menempati posisi kedua.

Trend kenaikan elektabilitas IYL-Cakka juga sejalan dengan hasil survei yang pernah di Publish selama 9 bulan terakhir. Mulai Poltracking, ISS, SDI dan terakhir JSI.