Direktur RSUD Latopas Jeneponto Klarifikasi Video Viral di Medsos, Simak Penjelasannya!
JENEPONTO, matasulsel.com — Sebuah video yang viral di media sosial mengundang perhatian warganet setelah mengklaim bahwa seorang bayi meninggal dunia akibat kelalaian pihak RSUD Lanto Daeng Pasewang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Video tersebut diunggah oleh keluarga korban yang menyoroti kondisi kritis ibu rumah tangga (IRT) di ruang persalinan rumah sakit.
Dalam video tersebut, disebutkan bahwa detak jantung janin tidak terdeteksi, dan penanganan medis yang dilakukan dianggap tidak sigap, membuat keluarga pasien merasa panik. Hal ini menyebabkan berita tersebut menjadi sorotan publik, dan membawa Direktur RSUD Lanto Daeng Pasewang, dr. ST. Pasriany, Sp.GK., M.Kes., FISqua akhirnya angkat bicara.
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada Selasa, 8 April 2025, dr. ST Pasriany menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut sambil menegaskan bahwa prosedur pelayanan di rumah sakit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Perawat dan dokter yang bertugas saat itu telah memberikan pelayanan sesuai SOP. Hasil investigasi internal menunjukkan bahwa melalui pemeriksaan Doppler fetal monitor, detak jantung janin sudah tidak terdeteksi, sehingga disimpulkan bayi sudah meninggal,” jelasnya.
Menanggapi isu mengenai seorang perawat yang dituduh sedang tidur dan dokter yang tidak hadir, dr. ST Pasriany menjelaskan bahwa perawat berada di ruang persalinan dan telah melakukan tindakan sesuai SOP. Sementara itu, dokter yang sedang menangani 5 pasien dalam keadaan darurat di ruang operasi, dengan anaknya yang tidur di ruang tersebut.
Pihak rumah sakit menduga bahwa janin IRT inisial SD, warga Kelurahan Empoang Utara, sudah meninggal sebelum tiba di RSUD Latopas. “Bayi lahir dalam keadaan meninggal, dan keluarga pasien mengaku telah mengurut ibu hamil tersebut sebanyak 4 kali sebelum tiba di rumah sakit,” tambahnya.
Direktur RSUD Latopas juga siap melakukan evaluasi jika terbukti ada staf medis yang melanggar SOP. “Kami menyampaikan permohonan maaf kepada pasien dan keluarga jika ada tenaga medis kami yang kasar dalam melayani. Kami akan evaluasi jika ada yang melanggar SOP,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kondisi ibu bayi saat ini dalam keadaan baik dan sedang menjalani perawatan di ruang perawatan. “Alhamdulillah, pasien sekarang sudah dalam keadaan baik, Insya Allah beberapa hari ke depan sudah bisa pulang,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, keluarga pasien, melalui Riska, mengonfirmasi riwayat pengobatan sebelum masuk rumah sakit. Riska menyatakan terhadap pelayanan yang diterima di ruang persalinan dan menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan detak jantung janin yang tidak konsisten membuat mereka bingung.
“Dalam ruang persalinan, kami merasa bingung harus percaya pada hasil pemeriksaan yang mana, karena ada perbedaan informasi dari beberapa bidan,” katanya.
Riska menegaskan bahwa video viral tersebut diunggah sebagai upaya untuk memperbaiki pelayanan di RSUD Latopas agar pengalaman serupa tidak terulang bagi pasien lainnya. (*)