Menurut dia, orang yang tak paham tentang metodologi survei saja, pasti meyakini jika survei CRC di Takalar tidak akan jauh beda dengan hasil pencoblosan. Sebab angkanya selisihnya sangat jauh, yakni di kisaran 30%. Tapi faktanya tidak demikian.

“Kalau benar data-datanya akurat, dan itu bukan abal-abal, mungkin kami sudah menang. Karena pencoblosan saat itu sisa berapa hari lagi, sementara selisihnya di survei CRC itu kami ungggul sangat jauh. Tapi publik lihat sendiri, hasilnya sangat berbanding terbalik,” terang Nojeng.

Meski Nojeng sudah melupakan hasil Pilkada Takalar yang membuatnya kalah, tapi mantan Ketua Golkar Takalar ini, tetap mengingatkan CRC untuk tidak melakukan “tipu-tipu” survei untuk melakukan penggiringan opini.

“Mudah-mudahan bukan karena uang, Anda mengkerdilkan kredibilitasnya. Tapi sudah lah, kalau bicara CRC, itu 100% saya tidak percaya lagi,” pungkasnya.