“Pembangunan infrastruktur dan ekonomi rakyat menjadi fokus saya dan Ustad Aziz jika nanti memimpin Sulsel. Penyelesaian
pembangunan Bandara Buntu Kunik menjadi salah satu prioritas kami untuk mengangkat level destinasi wisata Toraja. Kemajuan pariwisata akan menggerakkan perekonomian rakyat di Tana Toraja dan Toraja Utara,” katanya.

Uskup Agung Mgr. Dr. John Liku Ada memang menaruh perhatian cukup besar terhadap kepastian pembangunan Bandara Buntu Kunik. Seperti diketahui, ia pernah ikut bersama pejabat Pemkab Tana Toraja dan Torut untuk bertemu Menteri Perhubungan RI yang saat itu dijabat Ignatius Jonan. Bandara Pongtiku yang berada di Rantetayo, Kabupaten Toraja saat ini, run way-nya hanya bisa didarati pesawat kecil dan tidak mungkin dikembangkan karena lahan dan kondisi geografi yang tidak memungkinkan.

Mendengar komitmen NH, Uskup Agung menyatakan senang dan gembira. Sebab, menurut Uskup Agung, selama ini dirinya kerap mendengar keluhan para turis domestik maupun mancanegara yang
harus menghabiskan waktu dua hari hanya untuk perjalanan pergi-pulang Makassar – Tana Toraja. Belum lagi medan yang cukup berat dan melelahkan membuat turis enggan ke sana.

“Terima kasih Pak Nurdin jika memang pembangunan Bandara Buntu Kunik bisa dipercepat. Kami sangat senang karena kehadiran bandara besar akan semakin memajukan wisata di sana sehingga kehidupan ekonomi masyarakat bisa bertumbuh dan menyejahterakan,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, NH didampingi mantan Gubernur Sulsel Mayjen TNI (Purn) Amin Syam dan Staf Khusus NH, Yosef Tor Tulis. Sedangkan Uskup Agung didampingi Romo Yulius Mali (Ekonom Keuskupan Agung Makassar), Pastor Matius Pawai CICM (Ketua Komisi Kerawam-HAK), dan Romo Frans Nipah (Pastor Kapelan Paroki Hati Kudus Katedral Makassar). Turut hadir pula tokoh Katolik Julius Suteja serta tokoh muda Katolik Viani Octavius dan Hubertus Almun.