Karena tidak menggunakan bahan pengawet Roti, D’Laps Bakery hanya bertahan hingga 4 sampai 5 hari, untuk produksinya setiap hari D’Laps Bakery menerima pesanan hingga 500 roti perhari tergantung dari permintaan pasar, dan pesanan yang datang, namun diperkirakan D’Laps Bakery akan menargetkan penjualan rotinya hingga 1000 biji perhari, dengan memperluas penjualan roti D’Laps Bakery.

Kepala satuan kerja Lapas Kelas I Makassar, Budi Sarwono, mengharapkan bahwa D’Laps Bakery ke depannya dapat menambah anggota yang bekerja di D’Laps Bakery, dikenal oleh masyarakat, dan pembinaan yang diberikan kepada WBP lebih menyeluruh, serta skill yang didapatkan dapat menjadi keterampilan kemandirian WBP ketika bebas nantinya

“Fokus kita adalah pembinaan kepada warga binaan, untuk urusan pemasaran sudah ditangani oleh bidang kegiatan kerja beserta salah seorang WBP yang memiliki chanel pasar diluar, sementara untuk keuntungannya tetap akan dilelola oleh Lapas Makassar, namun Lapas lebih berfokus ke pembinaanya karena diharapkan skill yang diperoleh oleh WBP dapat menjadi keterampilan WBP ketika ia bebas” ujar Kalapas.

Anto, warga binaan Lapas Makassar salah satu anggota D’Laps Bakery, sangat semangat menggeluti kegiatan pembinaan ini. Ia berharap saat bebas nanti dan kembali ke masyarakat telah memiliki kemampuan untuk membuka usaha di bidang produksi roti dan donat.

“kegiatan Ini menjadi bekal yang yang sangat berharga selama menjalani pembinaan di Lapas Kelas I Makassar. Selama ini saya hanya memiliki kemampuan kerja di salah satu kantor. Di sini saya dilatih bagaimana mengemas dan membuat roti dan donat yang rasanya enak dan digemari. Tiap hari kami produksi 5 kilo tepung per hari, dengan jumlah roti mencapai 500 biji perhari,” kata Anto.(**)