Makassar, Matasulsel – Cafeteria 99, Pasar Segar  menjadi saksi sejarah peluncuran buka Tobaine Mandar dan Ketik Jemari yang diadakan oleh penerbit MIB Indonesia. Kegiatan dilaksanakan kemarin, 30 Agustus 2018  tepat 17.30-21.00. Ruangan terlihat full dikarenakan jumlah para fans penulis buku yang membludak lebih dari 50an.

Penulis Tobaine Mandar, Hamzah Durisa menyatakan bahwa proses pembuatan naskah  hanya 2-3 bulan saja.

“Salah satu bentuk melestarikan Mandar itu sendiri, istilah-istilah dalam Mandar, bagian terkecil upaya melestarikan  nilai-nilai Mandar.” ungkap pria yang tulisan opini dan esainya sering tembus di media, Hamzah tentang judul bukunya.

“Pakar budaya  Mandar mengatakan bahwa kata ‘Tobaine’ pada huruf B sebenarnya  adalah huruf  W. Jika huruf W diapit oleh 2 huruf vokal akan  menjadi huruf  B. Tetapi meskipun hurufnya B tetap dibaca  W (towaine),” jelas Penulis Tobaine Mandar.

Bukan cuman Hamzah Durisa yang memiliki fans, para penulis Ketik Jemari tak kalah rombongan fansnya hadir, sampai-sampai ada yang berdiri disebabkan ruangan yang belum cukup menampung peserta launching yang sebanyak itu.

Para penulis antologi puisi Ketik Jemari  merupakan santri  Darul Aman Gombara Makassar angkatan ke 24, terdiri dari 23 orang, dan mewakili sebagai pembicara pada saat launching buku ada 3 yaitu: Idham Fajri, Muhammad Thoriq dan  Reza Ahmada.

“Langkah awal untuk bisa menerbitkan, banyak orang yang paham tentang puisi tapi dia malu untuk menuliskan cuma dipendam, dan katanya santri itu terbelakang, kini hadir sebagai penulis,” tutur Muhammad Thoriq, alumni santri Darul Aman Gombara Makassar.

Ketika mendekati penamatan santri putra mendapatkan tantangan dari  kak Syaril,  Ketua Literasi Ponpes Darul Aman yang menyatakan bahwa ‘satu yang belum dipunya putra sebenarnya. Putra belum pernah menerbitkan buku’ dan akhirnya semua orang berpikir untuk membuat puisi.