“Saya  terinspirasi oleh seorang sastrawan bernama Pramoedya Ananta Toer. Saya  terinspirasi dengan beliau dalam keterbatasan pengasingan.  Beliau  yang diasingkan bisa menulis dan membuat karya sebaik itu, masa saya yang merdeka tidak!,” ujar Idham Fajri dengan semangat yang membara.

Santri Darul Aman juga berpikir kalau yang dibaca adalah puisi karya  sendiri, ada nilai lebih daripada puisinya orang yang harus disebarluaskan.

“Ini buku sangat bermanfaat untuk kita, teman-teman menulis dari  cita, rasa dan karsanya dia tuangkan dalam buku ini. Mungkin dalam percintaan ada mi cemburu, putus. baca ki buku ini langsung tersentuh hati ta. Beli ki ini murah ji 55 ribu,” ucap Reza Ahmada, penulis Ketik Jemari.

Kegiatan di pertengahan dan diakhir acara grup Nasyid Dama Voice dari Pesantren Darul Aman Gombara Makassar menghibur para peserta launching.

Kedua buku ini mendapatkan  pelayanan gratis launching dan promosi via sosmed serta rilis berita launching jika menerbitkan 100 eksemplar di MIB Indonesia. (*)

 

Penulis/Citizen Jurnalis: Azimah Nahl