“Ini untuk memastikan bahwa di 2020 itu jelas, bagaiaman arah dan strategi kehumasan ke depan,” sebutnya.

Termasuk di era digital ini, bagaimana Humas Sulsel memainkan peran menangkal hoaks yang begitu cepat. Demikian juga dengan era artificial intellegent dan big data diharapan dari kegiatan ini akan ditemukan formula dan strateginya.

Ia menambahkan Sulsel akan mengajukan diri sebagai tuan rumah untuk HKN 2020. Hal ini dalam rangka Sulsel berperan dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

Sedangkan, Ketua Umum BPP PERHUMAS, Agung Laksamana mengatakan berkembang pesatnya media digital dan teknologi artificial intelligence (AI), hiruk pikuk informasi serta ketidakpastian hoaks dan fake news menambah komplexitas peran-fungsi profesi Humas saat ini. Di sisi lain, Indonesia memiliki keistimewaan dengan beragamnya kearifan lokal yang dapat menjadi nilai tambah dalam penciptaan solusi kreatif bidang komunikasi.

Pemilihan kota Yogyakarta dalam KNH 2019, lanjut Agung, sangat tepat dan istimewa. Yogyakarta yang kaya akan kearifan budaya akan memberikan perspektif bagi para praktisi Humas agar tetap memiliki dan mencari perspektif lokal budaya masing-masing sebagai solusi kreatif dalam menghadapi era globalisasi dan disrupsi saat ini.

“KNH 2019 di Yogyakarta ingin menitikberatkan peran fungsi Humas dalam mencari berbagai kearifan dan kekayaan budaya Indonesia yang bisa memberi inspirasi bagi strategi maupun solusi kreatif kehumasan dan komunikasi,” kata Agung dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Sri Sultan Hamengkubuwono X dijadwalkan membuka konvensi nasional humas yang akan dihadiri oleh praktisi humas baik dari korporasi, pemerintah, akademisi dan mahasiswa ilmu Komunikasi. (**)