Parepare, Matasulsel – Mantan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Sulsel, Syamsu Alam Mallarangeng, meyakini Nurdin Halid (NH) merupakan sosok pemimpin terbaik untuk Sulsel. Bukan hanya karena pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar itu memiliki jaringan luas dan kuat di level nasional. Tidak kalah penting, NH mempunyai modal pengalaman dan kepemimpinan yang mumpuni.

Syamsu Alam menyebut bila membandingkan pengalaman dan kepemimpinan empat kandidat, maka NH jelas tidak tertandingi. Meski belum pernah menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah, NH mempunyai jam terbang yang lebih tinggi. Itu merujuk pengalaman pria kelahiran Bone itu memimpin berbagai organisasi nasional maupun internasional.

“Kalau soal pengalaman dan kepemimpinan, NH tidak diragukan. Pengalaman dan kepemimpinannya bahkan levelnya di tingkat pusat, dimana berbagai organisasi pernah dan masih dipimpinnya,” kata Syamsu Alam yang hengkang dari Demokrat dan pindah ke Golkar demi mendukung dan memenangkan NH-Aziz.

NH diketahui pernah memimpin AMPI, PSM, INKUD dan PSSI. Adapun saat ini, NH masih dipercaya menakhodai Dekopin. Bahkan, ia juga didaulat sebagai Wakil Presiden Koperasi Asia Pasifik sekaligus Ketua Koordinator Bidang Pratama DPP Golkar. Bermodal pengalaman dan kepemimpinan ditambah jaringan yang kuat, NH merupakan jaminan Sulsel yang lebih sejahtera.

Syamsu Alam menambahkan nilai lebih NH terletak pada ketulusan membangun Sulsel. Ia rela ‘turun kasta’ dan menolak jabatan menteri demi membangun kampung halamannya. Ketulusan dan komitmen pengabdian NH itu membuatnya terharu. Itu pun menjadi salah satu pertimbangan dirinya akhirnya mundur dari Demokrat yang mendukung kandidat lain.

“Saya tahu dan kenal betul NH. Orangnya tulus dan komitmen, makanya saat tahu dia memutuskan untuk mengabdi membangun Sulsel, maka saya rela tinggalkan semuanya, termasuk Demokrat,” ujar Syamsu Alam.

Mantan penjabat Bupati Selayar itu meyakini NH melalui konsep Tri Karya Pembangunan mampu mengatasi problematika klasik di Sulsel. Mulai dari kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan yang semakin tinggi. “Untuk apa ekonomi melesat kalau penggangguran, kemiskinan dan kesenjangan bertambah? Itu bukan kata saya ya, tapi data BPS.”

“Melihat fenomena itulah, NH terpanggil untuk membangun Sulsel, kampung halamannya. Nah, melihat itu ya pastilah saya juga ikut terpanggil membantu orang yang niatnya baik,” pungkasnya. (*)