Makassar, Matasulsel – Sejumlah lembaga riset kredibel melansir hasil surveinya yang menempatkan elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut satu, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) unggul signifikan. Di antaranya riset dari lembaga yang dijamin independen, seperti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Index Indonesia.

Melejitnya elektabilitas pasangan nomor urut satu sekaligus menunjukkan isu korupsi dan SARA yang kerap dialamatkan kepada NH-Aziz tidak mempan. Dari hasil survei itu bisa disimpulkan, publik kebanyakan tidak percaya dengan isu korupsi dan SARA yang menerpa pasangan ini. Isu itu sebatas diembuskan sebagai serangan kampanye hitam/negatif.

“Alhamdulillah, menjelang tahapan pemilihan pada 27 Juni, elektabilitas NH-Aziz teratas, bahkan trennya terus meningkat menjauhi tiga kandidat lain. Itu kan juga menunjukkan kepercayaan publik terhadap NH-Aziz, berbagai isu korupsi dan SARA yang dipakai menyerang ternyata tidak mempan,” kata juru bicara NH-Aziz, Muhammad Natsir, Minggu, 10 Juni.

Selama ini, NH-Aziz memang kerap dizalimi dengan serangan kampanye hitam/negatif. Mulai dari isu korupsi yang menuding NH adalah koruptor hingga isu SARA yang menfitnah Aziz akan melakukan islamisasi. Padahal, NH-Aziz dalam berbagai kesempatan telah memberikan penjelasan, baik mengenai isu korupsi dan SARA yang tidak henti menyerangnya.

Di setiap kesempatan, NH tegas menyampaikan masa lalunya memang pernah dipidana atas kasus korupsi. Tapi, ia bukanlah koruptor lantaran tidak sepeser uang negara masuk ke kantongnya. Itu bisa dicek pada salinan putusan pengadilan yang menyebut NH tidak menikmati hasil korupsi. Ia sebatas menjadi korban atas kebijakan demi menyelamatkan masyarakat kebanyakan.

Sedangkan, Aziz bertubi-tubi difitnah akan melakukan islamisasi, khususnya di Toraja. Padahal, tidak sekalipun mantan anggota DPD RI tiga periode itu berpikiran demikian. Bahkan, Aziz senantiasa menyampaikan komitmennya untuk menjunjung tinggi toleransi antar-umat beragama. Bahkan di Toraja, Aziz merupakan sosok berjasa dalam memperjuangkan pemekaran Toraja Utara.

“Kita bersyukur masyarakat tidak termakan dengan isu sesat yang sengaja diembuskan untuk menggerogoti elektabilitas NH-Aziz. Bisa dilihat kok, yang paling tulus mengabdi membangun Sulsel dari program dan komitmennya, NH-Aziz bahkan rela turun kasta dari pentas nasional demi Sulsel Baru,” tuturnya.

Sebelumnya, dalam rilis hasil survei Index Indonesia pun terungkap bahwa isu korupsi bukanlah faktor utama yang mempengaruhi pilihan publik. Isu korupsi hanya berada pada urutan kelima dari 15 faktor berpengaruh terkait elektabilitas kandidat. Urutan pertama yakni keyakinan bisa membawa perubahan untuk Sulsel lebih baik yang memang dimiliki NH-Aziz melalui program Sulsel Baru.

Selain keyakinan publik bisa membawa Sulsel lebih baik, faktor lain yang paling berpangaruh terletak pada figuritas yang baik, ramah dan sopan. Lalu, dikenal dengan masyarakat setempat, mempunyai pengalaman memimpin daerah serta visi misi dan program kerjanyanya bagus. (*)