Namun, Menurut Bone Ratni faslitas yang disediakan rumah sakit sangat minim semacam tempat tidur bayi dan ruangannya tidak memadai untuk di tempati seorang pasien.

“Kita kesalkan masa kelas satu Ruangannya itu jorok dan di kerumuni semut, lebih parahnya lagi tempat tidur bayinya tidak ada seprei dan bantal pasien,” jelas Bone Ratni kepada wartawan (17/12/2017).

Dia mengaku, bahkan bayi terpaksa tidur di atas lantai selama dua hari di dalam ruangan perawatan kelas satu hingga dia pilih keluar pada hari Minggu 17 Desember.

“Cucuku di kasi tidur di lantai lantaran tidak ada tempat tidur yang di sediakan khusus bayi ruangan kelas satu oleh pihak RSUD hingga cucu saya masuk angin dan kentuk-kentuk hingga sekarang,” ungkapnya.

Selain itu, ia hanya berharap agar pelayanan bisa di tingkatkan dan di perbaiki. “Kami inginkan kejadian ini cukup keluarga kami yang rasakan, kasian sudah bayar mahal-mahal tapi pelayanannya tidak memuaskan,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Prof dr H M Anwar Makkatutu, dr. Sultan mengatakan ruangan yang digunakan pasien sebenarnya ruangan sementara yang di alih fungsikan.

yang harus dia tau adalah sebenarnya tempat yang digunakan pasien itu, sebenarnya rumah dinas dokter yang dialih fungsikan sebagai ruang keperawatan, dan untuk box bayi kami sudah sediakan” katanya.  (SN)