Makassar, Matasulsel – Festival Waria pertama Laksanakan di Bantaeng yang diselenggarakan kemarin Minggu 14 Desember 2016 di Rumah Jabatan Bupati Bantaeng. Hal ini menunai kritik pedas dari berbagai Kalangan, terutama pemerintah bahkan, Festivas ini sangat Viral di perbincang di media Sosial.

Panglima Front Pemuda Advokasi Masyarakat FPAM-Bantaeng Adhe Sirha mengecam festival tersebut yang dianggapnya sebagai ajang yang tidak bermanfaat Bahkan Melecehkan adat istiadat kita miliki

“Saya selaku Panglima FPAM-Bantaeng tidak tahu apa yang menjadi Landasan Dinas Kebudayaan ataupun Pemerintah Daerah Bantaeng untuk Melaksanakan kegiatan festival Waria ini, padahal kita tahu bahwa kab. Bantaeng yang dulunya sangat terkenal dengan kearifan lokalnya, menjunjung tinggi nilai-nilai Leluhur dengan simbol Rumah adat Balla Lompoa yang masih nyata di depan Mata” ujarnya.

Lanjut dia mengatakan Para orang pendahulu kita tidak pernah ada ruang bagi laki laki setengah perempuan (Waria) untuk memprolamirkan diri sebagai sebuah komunitas dan sekarang kami di Nodai oleh mereka para waria yg di legitigasi oleh pemda

“Sekarang kami dinodai karena adanya waria yang di legitigasi pemda” ujarnya.

Selain itu, Dia mengungkapkan bahwa Baju Bodo, adalah simbol budaya bugis makassar, baju bodoh ini menggambarkan karakter wanita Normal Bugis makassar dan kesakralan Baju Bodo ini sebagai simbol Budaya.
“Baju merupakan budaya yang sangat sakral” ungkapnya.

Diketahui, FPAM-Bantaeng dalam waktu dekat ini akan menyikapi hal ini di palwenen jalan sebagai bentuk Kecaman Kami dan akan melakukan konsolidasi besar2ran Terkhusus Mahasiswa asal bantaeng ataupun Lembaga Kemahasiswaan dan Pemuda yang ada di Kabupaten bantaeng. (ab)