Pasalnya, tanah yang ditempati oleh Akbar merupakan milik seorang pendukung calon nomor 2, bernama Syahrir yang masih kerabat dekat yakni sepupu dengan Akbar yang menjadi faktor pemicu pembongkaran rumah tersebut.

Kejadian ini mencerminkan betapa tinggi emosional dan ketegangan yang dapat muncul dalam konteks politik, serta dampak yang dialami oleh individu dengan pilihan politik yang berbeda.

Penting diketahui bagi masyarakat Butta Turatea untuk menanggapi perbedaan pendapat politik dengan cara yang lebih damai dan saling menghormati, guna menjaga stabilitas dan keamanan sosial dalam masyarakat. (*)