“Lingkungan kerja yang sehat dan aman akan meningkatkan produktivitas pekerja dan kualitas pekerjaan,” katanya.

Dalam paparannya, ia juga menyinggung isu terkini seperti masalah kesehatan terkait telpon selular dan kebiasaan duduk lama saat bekerja. Duduk lama (sedentary behavior) tanpa berdiri dan bergerak ibarat sebuah perilaku merokok baru (sitting is the new smoking?). Sedentary behavior mempengaruhi sensitivitas glukosa. Hal ini berdampak pada meningkatnya risiko penyakit diabetes.

Lanjut dia mengungkapkan bahwa banyak faktor risiko kesehatan di tempat kerja dapat dimodifikasi dengan mengimplementasikan promosi kesehatan di tempat kerja.

“Kalau kita simpulkan maka keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan itu penting (work-life balance). Karena itu kita perlu menerapkan praktik ‘go home on time day’ setiap akhir bulan sebagaimana yang dipopulerkan oleh Prof. Dino,” tutup Yahya.

Selain itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, PhD saat dihubungi secara terpisah menyampaikan bahwa “kuliah tamu seperti ini sangat penting untuk menggabungkan antara teori dan praktek lapangan apalagi ada komparasi implementasi di negara maju seperti Australia tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan di tempat kerja,” tutupnya.