MAKASSAR, MATA SULSEL – Dinas Pariwisata Kabupaten Jeneponto kembali menggelar pelatihan pemandu wisata alam trekking, di W Three Premier Hotel Makassar, Senin (6/12/2021).

Kegiatan pemandu wisata alam trekking dibuka oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Jeneponto Muhammad Hatta dan didampingi oleh sejumlah pejabat lainnya di lingkup Dinas Pariwasata Kabupaten Jeneponto.

Sementara peserta diikuti 40 orang, yang digelar dari tanggal 6 Desember sampai dengan 8 Desember 2021.

Dalam arahannya Muhammad Hatta mengatakan kegiatan pelatihan pemandu wisata alam trekking bertujuan guna tercapainya pemahaman dan pengetahuan tetang wisata alam trekking diseluruh elemen masyarakat dalam pengembangan destinasi pariwisata, agar dapat mewujudkan daerah tujuan wisata yang berdaya saing, meningkatkan kerjasama serta keterpaduan antara pemerintah dan pengelola dan pelaku pariwisata dibidang wisata alam trekking.

Disamping itu, kata Hatta kegiatan ini juga bertujuan agar pengelola destinasi wisata Alam Trekking yang tersebar di Kabupaten Jeneponto memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengembangkan destinasi wisata Alam Trekking, sehingga sektor pariwisata dapat menjadi sektor unggulan Kabupaten Jeneponto yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.

Ia menjelaskan bahwa Pemandu Wisata Alam Trekking merupakan salah satu jenis usaha pelayanan jasa di bidang hubungan masyarakat sebuah destinasi untuk mempromosikan, memasarkan, mengantar pariwisata lokal maupun mancanegara dalam memperkenalkan destinasi wisata yang ada didaerah masing-masing.

Kabupaten Jeneponto memiliki banyak kawasan yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan Trekking tersebar di bumi turatea, sehingga memerlukan penanganan khusus dalam bidang Trekking, yang tentunya harus didukung dengan tersedianya sumber daya manusia serta memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat turatea.

Oleh karena itu, kata Hatta guna mendorong sektor pariwisata dibidang Trekking diperlukan kerjasama yang baik antar stakeholder terkait. Adapun stakeholder dimaksud itu tergabung didalam lima pentahelix yaitu, Pemerintah, Akademisi, Swasta (pengelola/pengusaha pariwisata), Komunitas dan Media. Stakeholder ini harus kompak dan bisa menerapkan rumus 3S yaitu Solid, Speed, dan Smart.

Solid untuk menegaskan agar sesama regulator itu harus kompak, bersatu, membangun jeneponto incoporate. Speed dimaksudkan agar program itu berjalan dengan cepat, aturan-aturan yang rumit harus disederhanakan agar bisa lebih cepat. Sementara Smart adalah cara bekerja yang cerdas.

Ia pun sangat mengapresiasi kepada para peserta yang mengikuti pelatihan ini untuk menambah wawasan serta pengalaman agar dapat mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan, mendorong pemanfaatan kawasan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lokal dengan tetap memelihara alam dan lingkungan, tandasnya. (**)