Sedangkan dalam sambutannya, Nurdin Abdullah menyampaikan bahwa kehadiran Puslitbang ini bermakna penting bagi pemerintah daerah. Segala kebijakan pemerintah harus membawa manfaat bagi masyarakat, sehingga harus ada riset dan landasan ilmiah yang mendukung agar kebijakan dapat terukur.

“Pusat studi ini sangat strategis dalam membuat kebijakan dan kajian-kajian dan memberikan solusi konflik. Dan meningkatkan kualitas demokrasi khususnya di Sulawesi Selatan,” sebut Nurdin Abdullah.

Pengalaman sebagai bangsa sudah cukup dengan berbagai konflik yang telah memberikan pelajaran penting. Pendekatan kekerasan selalu melahirkan kekerasan lanjutan. Konflik juga jangan sekali-kali direspon dengan lambat atau salah dalam mengambil keputusan.

“Kami di Sulsel menjadikan dialog sebagai tradisi dijalin dalam bentuk komunikasi, formal dan informal, bagi seluruh pemangku kepentingan. Mencari tahu akar konflik adalah kunci utama menyelesaikan konflik,” kata Nurdin Abdullah.

Dalam arahannya, Jusuf Kalla memaparkan pengalamannya dalam menyelesaikan konflik di Indonesia, hingga manca negara. Jusuf Kalla juga menguraikan bagaimana konstruksi konflik di Indonesia sejak jaman kemerdekaan hingga kini.

“Perdamaian adalah situasi tidak ada konflik, sebaliknya konflik adalah situasi tidak ada perdamaian. Sementara, demokrasi adalah cara kita bernegara dan bermasyarakat, dengan tujuan menciptakan situasi damai dan mengatasi konflik. Jadi ketiga konsep ini adalah satu kesatuan,” kata Jusuf Kalla.

Dari pengalaman mengatasi berbagai konflik, Jusuf Kalla menilai bahwa penyebab utama konflik adalah ketidakpuasan, ketidakseimbangan, atau ketidakharmonisan. Maka perlu ada lembaga yang selalu mengkaji, sehingga potensi terjadinya konflik yang berpotensi merusak tatanan sosial dapat diidentifikasi sejak dini.

“Kita harus mengetahui karakter pihak yang berkonflik, mengetahui apa kebutuhan dan aspirasi mereka. Itu cara yang sering saya pakai, sebelum mediasi, saya selalu pelajari karakter dan latar belakang para pihak,” kata Jusuf Kalla.

Usai peresmian dilanjutkan dengan diskusi dan bedah budu karya sivitas akademika Unhas, yaitu buku “Damai di Bumi Sawerigading” karya Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu M A (Rektor dan Pakar Sosiologi) dan buku “Hadir untuk Perdamaian dari Poso ke Afghanistan” oleh dr Farid Husain Sp B KBD (juru runding konflik, dosen Fakultas Kedokteran).

Hadir sebagai pembahas M Najib Azca Ph D (Ketua Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada) dan Novri Susan Ph D (Tim Juru Bicara Presiden/Dosen Fisipol Universitas Airlangga).(*)