JAKARTA, MATASULSEL – Ketegangan semakin meningkat di kancah politik Indonesia setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) yang mencuri perhatian publik. Gubernur Riau Abdul Wahid bersama sembilan orang lainnya tertangkap dalam operasi yang menghebohkan ini. Fokus utama? Proyek senilai miliaran yang diduga sarat dengan praktek korupsi.

“Proses penanganan kasus ini masih berlangsung di lapangan,” ujar juru bicara KPK, Budi Prasetyo, bertempat di gedung KPK Merah Putih, Senin 3 November 2025.

Rencananya, para tahanan akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lanjut pada hari berikutnya. Gubernur yang dikenal dengan program-program pembangunan tersebut, kini terjepit dengan dugaan praktik yang merugikan negara.

Pihak KPK belum memberikan rincian terkait peran Abdul Wahid dalam kasus ini, khususnya mengenai proyek Dinas PUPR yang dikaitkan dengan penangkapan ini. “Kami masih mendalami fakta di lapangan,” jelas Budi, sembari menekankan pentingnya transparansi dalam proses hukum ini.

Dalam aksinya, KPK mengamankan sejumlah barang bukti berupa uang tunai yang diduga terkait dengan praktek korupsi. Namun, hingga saat ini, rincian lebih lanjut masih menjadi misteri. Rencananya, identitas sepuluh orang yang ditangkap akan diungkap oleh KPK dalam updatenya.

Situasi ini menyisakan pertanyaan besar bagi masyarakat: apakah ini tanda awal dari pembersihan di tubuh pemerintahan? Dengan berita ini, banyak mata kini tertuju pada Gubernur Riau dan masa depan politiknya.

Sesaat setelah kabar penangkapan tersebut, warganet langsung meramaikan media sosial, membahas implikasi dari kejadian ini terhadap reputasi pemerintah dan kepercayaan publik. (*)