Mamuju, Matasulsel – Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar meminta para warga yang rumahnya masih layak dihuni dan masih berada di pengungsian, agar dapat kembali ke rumahnya masing-masing.

“Kepada warga yang ada di pengungsian, jika memang kondisi rumahnya dalam kondisi ringan dan masih memungkinkan untuk ditinggali supaya kembali ke rumah, dengan tetap waspada dan hati-hati,” kata Ali Baal Masdar, di Mamuju, Sabtu,( 6/01/2020).

“Diharapkan peran lurah, kepala desa dan relawan agar mensosialisasikan untuk kembali ke rumah yang masih memiliki rumah yang layak huni dan beraktivitas seperti biasa. Hal ini tidak mudah, akan tetapi bukan berarti tidak dapat dilaksanakan. Tinggal bagaimana kita melakukan pendekatan kepada masyarakat dan mensosialisasikannya,” tambahnya.

Gubernur menyampaikan bahwa tim Transisi Darurat Pemulihan Bencana Provinsi Sulbar telah menggelar rapat koordinasi tahap pertama, pascaberakhirnya masa tanggap darurat gempa bumi.

Pada rapat koordinasi tahap pertama transisi darurat pemulihan bencana itu dihadiri Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammmad Idris, Bupati Majene Lukman, Wakil Bupati Mamuju Irwan Pababari, para pimpinan OPD, camat, lurah dan kepala desa yang terdampak gempa.

Pada Rakor itu Gubernur meminta kepada pihak kabupaten dan kecamatan yang terdampak untuk benar-benar menyiapkan data, khususnya terkait kebutuhan tenda maupun logistik lainnya.

“Kabupaten dan kecamatan itu harus berkoordinasi dengan kelurahan maupun desa yang masyarakatnya terdampak gempa untuk didata, kebutuhan apa saja yang diperlukan, baik tenda, kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya seperti air bersih dan MCK,” terangnya.

“Sehingga warga di pengungsian betul-betul bisa dipastikan tidak kekurangan logistik dan kebutuhan lainnya. Selain itu, juga harus bagus pendistribusiannya agar kebutuhan logistik dan lainnya terpenuhi,” kata Ali Baal Masdar.

Ia juga berharap, tim transisi darurat pemulihan bencana yang dibentuk, berperan aktif sesuai tanggung jawab masing-masing, yakni kabupaten mengerjakan apa, provinsi mengerjakan apa, begitu juga instansi vertikal yang membantu dalam penanganan selama masa transisi.

Kepada Bupati Majene dan Mamuju, Gubernur juga berharap agar betul-betul berperan aktif memaksimalkan data dari desa dan lurah.

“Jangan lagi ada ribut soal makanan, kebutuhan dapur umum juga masih tetap akan dipenuhi pemerintah. Yang juga paling penting perhatikan protokol kesehatan karena kita masih dalam kondisi pandemi COVID-19, apalagi banyak yang terpapar,” ujar Ali Baal Masdar.

Sementara, Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris mengatakan, di masa transisi darurat pemulihan itu, pemerintah setempat akan menyampaikan laporan perkembangan penanganan pascatanggap darurat gempa bumi di daerah itu ke pemerintah pusat.

“Di masa transisi ini, kami akan menyampaikan permintaan dan dukungan dari pemerintah pusat. Keterlibatan pemerintah pusat masih sangat kita butuhkan.Oleh karena itu, apa saja yang di-support itu tergantung dari transisi ini menyusun sebuah program. Bersama kami sudah komunikasi dengan tim BNPB pusat dimana mereka telah menunggu permohonan apa saja yang masuk kepada mereka,” urai Muhammad Idris.

Sedangkan, Bupati Majene Lukman menyampaikan bahwa masalah infrastruktur jalan yang terdampak gempa sudah hampir rampung.

Termasuk lanjutnya, masalah listrik di beberapa daerah terisolir kini sudah normal kembali.

“Ketersediaan logistik kami juga akan bertahan selama tiga sampai empat hari ke depan untuk warga yang ada di pengungsian,” tuturnya.

“Hanya saja, kendala utama adalah tenda dan MCK, kebersihan lingkungan kesehatan lingkungan. Hal tersebut, perlu mendapat perhatian karena kondisi masyarakat kami di pengungsian sudah mulai sakit, bahkan kemarin ada yang meninggal setelah gempa 5,2 magnitudo yang bukan diakibatkan oleh gempa, tetapi kondisi yang tidak sehat di pengungsian,” jelas Lukman.

Wakil Bupati Mamuju Irwan Pababari menyampaikan, untuk saat ini peran penting penanganan dampak gempa berada di kelurahan/desa.

Dia juga berharap 3.000 relawan dapat mensosialisasikan kembali ke rumah masing-masing.

“Karena konsumsi, tenda, tikar, air minum, air bersih,dan penanganan listrik bukan menjadi persoalan ketika kita kembali ke rumah masing-masing,” tutur Irwan Pababari..

Ia juga menyampaikan bahwa yang paling dibutuhkan bagi warga korban gempa di Mamuju saat ini adalah tenda untuk hunian sementara di depan rumah mereka masing-masing.

“Ini menjadi beban misi yang sama, bagaimana mengurangi pengungsian dengan melakukan edukasi dan sosialisasi oleh relawan dan kita koordinir semua sumber daya diupayakan yang Insya Allah titik-titik pengungsian ini bisa berkurang, dan kita bisa mengerucutkan titik-titik pengungsian di tempat-tempat tertentu,” urai Irwan Pababari. (*/Antara).